AGAMA DAN GANGGUAN JIWA MANUSIA
- Gangguan Jiwa Manusia
Banyak
gangguan kejiwaan yang muncul pada kehidupan manusia diawali oleh rendahnya
kecerdasan emosi karena tidak mampu mengendalikan dorongan emosionalnya,
membebani jiwa dengan pikiran, perasaan dan perbuatan yang terus menerus
mengganggu kesehatan jiwa dan raga. Walaupun demikian ada beberapa gangguan kejiwaan
karena factor organis.
Gangguan
jiwa juga dapat diartikan sebagai adanya
kondisi atau situasi kejiwaan yang negatif, menyebabkan perilaku, pikiran, dan
perasaannya tidak sesuai dengan lingkungannya.
- Situasi Stres
Menurut
Sutardjo A Wiramihardja, kondisi
kejiwaan itu bisa saja berupa situasi stres. Stres itu sangat bervariasi. Yang
menimbulkan gangguan disebut distress, sedangkan yang menggembirakan disebut
eustress, dan yang tidak menimbulkan apa-apa atau netral disebut neustress. Ada
banyak sumber stres, frustrasi, konflik, pressure, perubahan, dan keterbukaan.
Frustrasi adalah suatu momen di mana individu mengalami suatu situasi tidak
dapat lepas dari keadaan terhambat mencapai apa yang diinginkannya. Konflik,
juga suatu momen di mana individu tidak dapat memilih opsi yang mungkin.
Pressure juga suatu momen saat seseorang merasa terpaksa melakukan sesuatu yang
tidak ingin ia lakukan. Perubahan adalah pergantian situasi atau kondisi yang
tidak dapat ia tolerir, baik karena terlalu besar maupun terlalu cepat.
Keterbukaan adalah suatu momen ketika seseorang tidak dapat menentukan apa,
tempat, atau saat sesuatu dinyatakan/diekspresikan/didemonstrasikan serta apa,
kapan, dan di mana sesuatu seharusnya tidak dinyatakan/dianggap pribadi
(privacy).
Diingatkan
juga oleh Sutardjo A Wiramiharja bahwa
stres ringan tidak menimbulkan masalah dan pengaruh; yang bertaraf
sedang bahkan dapat meningkatkan kualitas individu. Yang mendatangkan gangguan
adalah stres yang berlebihan. Berat, ringan, atau sedang merupakan ukuran
subjektif. Kemampuan yang dimiliki disebut stress tolerance. Jadi, seseorang
yang mengalami stres adalah mereka yang toleransi terhadap stresnya lebih kecil
daripada besarnya stres yang dirasakan/dihayati.
- Klasifikasi Gangguan Kejiwaan
Pedoman
Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ) menyusun klasifikasi gangguan
kejiwaan sebagai berikut:
* Gangguan psikomatik (contoh:
schizophrenia)
* Gangguan cemas (contoh:panic attack,
phobia)
* Gangguan mood (contoh:bipolar mood,
depression)
* Gangguan amnestic (contoh: amnesia)
* Gangguan dissosiatif (contoh: multiple
personality)
* Gangguan somatisasi (contoh :
hipokondria, pain, conversion)
* Gangguan tidur (contoh: insomnia, mimpi
buruk)
* Gangguan makan (contoh: obesitas,
anorexia, nervosa, bulimia)
* Gangguan seksual (contoh : premature
ejaculation, dysparenia, vaginismus)
* Gangguan impuls (contoh : kleptomania,
pyromania)
* Gangguan kepribadian (contoh:
eksploitative, paranoia)
* Gangguan ketergantungan zat (contoh :
alcohol addict, heroin addict)
* Gangguan factitious (contoh: munchausen)
* Gangguan penyesuaian diri (contoh:
adjustment disorder)
- Agama Dan Pengaruhnya Terhadap Mental
Kesehatan
mental adalah ilmu yang meliputi tentang prinsip-prinsip, peraturan-peraturan,
serta prosedur-prosedur untuk mempertinggi kesehatan rohani. Orang yang sehat
mentalnya adalah orang yang dalam rohani atau dalam hatinya selalu merasa
tenang, aman, dan tentram. Sedangkan permasalahan kesehatan mental meyangkut
pengetahuan serta prinsip-prinsip yang terdapat dalam lapangan Psikologi, kedokteran,
psikiater, biologi, sosiologi, dan agama.
Beberapa
temuan dalam bidang kedokteran dijumpai sejumlah kasus yang membuktikan adanya
hubungan antara agama dengan kesehatan mental manusia. Orang yang merasa takut
langsung akan kehilangan nafsu makan, atau buang air. Atau dalam keadaan kesal
dan jengkel, maka perut seseorang akan merasa kembung. Dalam kedokteran dikenal
ada beberapa macam pengobatan antara laing dengan menggunakan bahan-bahan
kimia, cairan suntik atau dengan meminum obat. Atau bisa juga dengan
menggunakan sorot sinar laser, getaran arus listrik, dan lain sebagainya.
Selain itu juga dikenal pengobatan tradisional dengan cara pijat, suntik jarum
sampai keperdukunan.
Sejak
berkembanganya ilmu kedokteran, banyak sekali pengobatan yang tidak menggunakan
cara-cara seperti di atas, akan tetapi menggunakan metode baru yang dikenal
dengan nama Hipotheria atau dikenal dengan nama psikoterapi, yaitu penyembuhan
diri sendiri yang dilakukan tanpa menggunakan bantuan obat-obatan seperti
biasanya. Sesuai dengan istilahnya, maka psikoterapi dan autotherapi digunakan
untuk meyembuhkan pasien yang menderita penyakit gangguan jiwa (rohani). Dalam
usaha penyembuhan semacam ini banyak kasus-kasus tertentu yang biasanya
dihubungkan dengan kepercayaan pasien tersebut masing-masing.
Ketika
saraf tubuh manusia terputus dengan dunia luar , maka mereka akan dapat
berhubungan dengan dunia khayal atau dalam arti lain mereka akan berhalusinasi
sehingga meraka tidak akan sadarkan diri untuk beberapa waktu. Rasa halusinasi ini
terjadi ketika manusia merasa takut karena berdosa atau melakukan sesuatu yang
membuat dirinya mengecil dari orang lain, penuhkeraguan ketika memutuskan
sesuatu permasalahan, mereka akan terbawa jauh dari kenyataan hidup yang
sebenarnya. Dan orang yang seperti ini tidak akan mengalami kemajuan sama
sekali baik dari sisi keagamaan maupun dari sisi sosialnya. Jika seseorang
berada dalam keadaan normal, seimbang, hormon dan kimiawinya, maka ia akan
selalu berada dalam keadaan aman. Perubahan yang terjadi dalam kejiwaan ini disebut
dnegan spektrum hidup.
Barangkali
hubungan antara kejiwaan dan agama dalam kaitannya dengan hubungan antara agama
sebagai keyakinan dan kesehatan jiwa, terletak pada sikap peyerahan diri
seseorang terhadap sesuatu kekuasaan Yang Maha Tinggi. Sikappasrah yang semacam
ini diduga akan memberi sikap positif seperti rasa bahagia, rasa aman, senang,
puas, sukses, merasa dicintai. Sikap yang demikian merupakan bagian dari
kebutuhan mendasar manusia yang harus dipenuhi sebagai makhluk yang ber-Tuhan.
Maka kondisi yang seperti ini akan membawa manusia dalam keadaan yang tenang
dan normal sehingga manusia dapat melaksanakan aktivitas keseharian mereka
dengan penuh rasa percaya diri dan merasakan ketenangan dalam diri mereka
karena sebagian dari kebutuhan dasar mereka sudah terpenuhi. Ketika kebutuhan
dasar mereka belum terpenuhi, maka manusia akan merasa cemas, khawatir,
ragu-ragu dan tidak merasakan ketenagan dalam hidupnya sehingga ketika mereka
beraktivitas mereka tidak akan maksimal dan hasil yang mereka peroleh pun tidak
akan memuaskan.
Adapun
makna hidup adalah segala hal yang mampu memberikan nilai khusus bagi seseorang
yang bila dipenuhi akan mejadikan hidupnya berharga dan akhirnya akan
menimbulkan penghayatan bahagian dalam dirinya.
- Terapi Keagamaan
Seseorang
yang tidak merasa aman, tenang serta tentram dalam hatinya adalah orang yang
sakit rohani atau mentalnya.4 Setiap manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan
dasar yang diperlukan untuk melangsungkan kehidupan mereka secara lancar. Kebutuhan
tersebut dapat berupa kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani atau juga
kebutuhan sosial. Jika kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, maka manusia akan
menyesuaikan diri dengan kenyataan yang ada bahwa mereka harus berusaha lebih
keras lagi untuk memenuhi kekurangan dari kebutuhan mereka, sehingga segala
macam cara mereka lakukan guna terpenuhinya kebutuhan tersebut.
Dalam
kehidupan sehari-hari tak jarang dijumpai bahwa seseorang tidak mampu untuk
menahan keinginan bagi seseorang yang ingin memenuhi kebutuhan dirinya atau
ketika seseorang terhimput oleh persoalan ekonomi, maka dalam diri mereka akan
terjadi adanya konflik dalam batin mereka yang memerlukan pengobatan atau
penyelesaian dengan cepat. Ketika konflik yang dihadapinya tidak segera
diselesaikan, maka batin akan merasa berat untuk menanggungnya sehingga akan
bertambah paran permasalahan yang ditanggungnya. Pertentangan ini akan
menimbulkan ketidakseimbangan dalam kehidupan rohani, yang dalam kesehatan
mental dikenal dengan kekusutan rohani.
Usaha
penanggulangan kekusutan rohani atau mental ini sebenarnya dapat dilakukan
sejak dini oleh penderita. Dengan mencari cara yang tepat untuk menyesuaikan
diri dengan memilih norma-norma moral, maka kekusutan mental akan
terselesaikan. Norma-norma moral yang positif termasuk ajaran dari pada agama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar