Rabu, 27 Juni 2012

ANAK JALANAN


A. latar belakang
Pembangunan ekonomi yang telah dilakukan selama ini oleh pemerintah Indonesia memang telah menghasilkan kemajuan dibeberapa sektor-sektor ekonomi namun selain itu kita juga tidak bisa dipungkiri selama pembangunan yang telah kita laksanakan menghasilkan beberapa hal yang kurang baik salah satunya adalah terciptanya kesenjangan sosial-ekonomi dalam masyarakat Indonesia, dimana di satu sisi ada sebagian masyarakat yang mempunyai tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan yang tinggi akan tetapi ada juga sebagian (bahkan lebih banyak jumlahnya) masyarakat Indonesia yang tingkat pendidikan dan pendapatannya masih rendah bahkan banyak dari masyarakat kita tidak bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.
Dari adanya kesenjangan sosial ekonomi tersebut maka muncullah permasalahan-permasalahan sosial ekonomi baik itu di perdesaan terlebih-lebih di perkotaan yang masalahnya relatif lebih komplek. Dari sekian banyaknya permasalahan yang muncul diperkotaan salah satunya yaitu, munculnya fenomena anak jalanan yang semakin meningkat jumlahnya dengan membawa bentuk permasalahan baik didalam lingkungan anak jalanan itu sendiri maupun permasalahan dengan masyarakat sekitarnya dan aparat pemerintah daerah yang sering juga menjadi faktor penyebab terjadinya konflik dengan anak jalanan dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari.
Fenomena semakin banyaknya jumlah anak jalanan terutama di kota-kota besar seperti di Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, Medan, dan kota Malang. Anak jalanan yang berada di kota biasanya melakukan kegiatannya atau beroperasi disekitar pusat-pusat pembelanjaan, pasar, alun-alun, terminal, stasiun, dan perempatan jalan.
Keberadaan anak jalanan tentunya mempunyai latar belakang dan motivasi yang berbeda, salah satu motivasi mereka menjadi anak jalanan karena tekanan kondisi sosial ekonomi orang tuanya yang tidak cukup untuk biaya hidup sehari-hari, kemudian berangkat dari keinginan untuk membantu orang tua mereka, maka mereka melakukan pekerjaan dengan kemampuan yang dimiliki, ada pula anak jalanan yang melakukan pekerjaan tersebut demi mendapatkan uang untuk biaya hidupnya.

B. tujuan
Melihat permasalahan sosial yang timbul di atas yang mana disaat seusia anak jalanan belajar dan bermain untuk menikmati masa kanak-kanaknya, tetapi di pihak lain anak jalanan bekerja untuk kelangsungan hidupnya.

Pengertian anak jalanan
 menurut wikipedia Anak jalanan adalah sebuah istilah umum yang mengacu pada anak-anak yang mempunyai kegiatan ekonomi di jalanan, namun masih memiliki hubungan dengan keluarganya. Tapi hingga kini belum ada pengertian anak jalanan yang dapat dijadikan acuan bagi semua pihak.

Menurut Departemen Sosial, pengertian anak jalanan adalah anak yang menghabiskan sebagian waktunya untuk mencari nafkah (Depsos, Aura No. 26, 1997).
Anak jalanan adalah anak yang hidup sehari-harinya mencari nafkah dijalanan. Mereka lebih baik bekerja dijalanan dari pada mereka menganggur. Mereka mengamen, mengelap kaca mobil dan meminta-minta. Mereka berangkat pagi dan pulang malam hari hanya mencari sesuap nasi, hidup dijalanan dari kecil membuat mereka terbiasa dengan keadaan lalu lintas, mereka tidak memperdulikan keselamatan diri mereka, mereka hanya berpikir, bagaimana caranya untuk mendapatkan uang.
Kehidupan dijalanan membuat mereka lupa akan pendidikan, seperti yang kita ketahui sekarang ini banyak sekali penjahat-penjahat yang berkeliaran, apa lagi di kota besar. Apakah mereka akan seperti itu? Itu tergantung kepada mereka, jika mereka mengetahui akan pentingnya pendidikan dan mereka mempunyai iman yang kuat, insya Allah mereka tidak akan memilih jalan pintas untuk mendapatkan kesenangan.
Anak jalanan, mungkin yang kita ketahui bahwa anak jalanan adalah anak yang tidak mampu dalam hal ekonomi. Tapi era ini kata anak jalanan bukan diartikan itu saja, sekarang ini banyak yang mengaku bahwa mereka anak jalanan. Mereka mempergunakan kesempatan ini untuk tujuan tertentu, misalnya mabuk, merokok, main playstation, berjudi, dan lain-lain. Padahal keadaan mereka berkecukupan, hanya mereka takut meminta kepada orang tua.
Anak jalanan, sebuah kata yang sudah tidak asing lagi ditelinga kita  masing-masing, bahkan hampir setiap saat hari kita melihat dan menyaksikan  anak jalanan. Beberapa orang tidak mempedulikan anak-anak  ini, tetapi ada juga pengendara motor yang merogoh kantong atau pengendara  mobil yang merogoh tempat uang receh di pintu mobilnya. Uang yang memang  sudah dipersiapkan untuk keperluan seperti ini, ataupun keperluan lain juga.
Anak-anak yang tidur dipinggir-pinggir jalan yang bila kita bertemu dengan  mereka kita biasanya selalu paradigma yang buruk tentang mereka. Namun  pernahkan kita merenungkan apa yang menyebab mereka harus pergi bekerja,  mencari nafkah dijalanan. Di saat anak seusia mereka bermanja dan bermain  bersama orang tua..Berdasarkan pengamatan saya beberapa saat anak jalanan  adalah anak yang "kurang beruntung" kehilangan masa indah saat kecilnya,  mereka tetaplah anak-anak yang secara terpaksa atau atas kemauan meraka  sendiri, secara pengamatan saya sepintas karakter mereka terbentuk dijalan,  dimana imajinasi dan kreatifitas mreka sedang tumbuh harus dihadapi dengan  realita hidup yang memaksa mereka membuang mimpi-mimpi dan harapan masa  kecil mereka mereka jauh-jauh.
Disaat anak kecil lainya membayangkan bahwa dunia ini adalah tempat yang  penuh keindahan-keindahan dongeng masa kecil, di mata mereka saya melihat  tatapan memandang dunia  sebagai tempat yang keras, kejam bahkan menakutkan.  Mereka pergi kejalanan untuk mencari sesuap nasi, membantu orang tua dan  mencari secarcah harapan untuk dapat mempertahankan hidup mereka dan  keluarganya. Namun banyak juga dari anak jalanan yang melakukan tindakan kriminal seperti  mencopet, memeras, mencuri, menjual narkoba, sampai yang paling menyedihkan seperti melakukan pekerjaan yang bersinggungan dengan seksualitas.
Dari hasil penelitian yayasan Nanda (1996 : 112) ada beberapa ciri secara umum anak jalanan antara lain
a.       Berada di tempat umum (jalanan, pasar, pertokoan, tempat-tempat hiburan) selama 24 jam.
b.      Berpendidikan rendah (kebanyakan putus sekolah, serta sedikit sekali yang lulus SD).
c.       Berasal dari keluarga-keluarga tidak mampu (kebanyakan kaum urban dan beberapa diantaranya tidak jelas keluarganya).
d.      Melakukan aktifitas ekonomi (melakukan pekerjaan pada sektor informal).
Anak jalanan meliputi dua kategori, yakni 1) anak jalanan yang masih tinggal  dengan orantuanya atau keluarganya (children in the street) dan 2) anak  jalanan yang benar-benar lepas dari keluarganya serta hidup sembarangan di  jalanan (children of the street). Usia mereka 6-15 tahun.
Menurut data yang diinformasikan penghasilan dari anak jalanan  bisa terbilang cukup lumayanm soorang anak jalanan bisa menghasilkan Rp  20.000~ Rp 50.000 perharinya. Tapi sayangnya beberapa fenomena anak jalanan  uang yang mereka dapatkan mereka pergunakan untuk membeli rokok, berjudi,  mabuk lem, dan lainya. sesuatu yang lebih naas Hasil penelitian Pusat Studi  Wanita Universitas Diponegoro (Undip), Semarang, sebagaimana dilaporkan Masrukhi (2003) menunjukkan, sekitar 28 persen anak perempuan di jalanan  mengalami kasus pelecehan seksual, pemerkosaan, penjerumusan ke prostitusi,  pembuatan pornografi, serta diperdagangkan untuk keperluan kepuasan seksual.
Keterlibatan anak jalanan dalam kegiatan ekonomi akan berdampak kurang baik bagi perkembangan dan masa depan anak, kondisi ini jelas tidak menguntungkan bahkan cenderung membutakan terhadap masa depan mereka, mengingat anak adalah aset masa depan bangsa.

Aspek-Aspek Sosial
Seiring dengan berkembangnya waktu, fenomena anak jalanan atau pekerja anak banyak terkait dengan alasan ekonomi keluarga (kemiskinan) dan kesempatan untuk memperoleh pendidikan. Pendapatan orangtua yang sangat sedikit tidak mampu lagi untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarga sehingga memaksa mereka untuk ikut bekerja. Di lain pihak, biaya pendidkan di Indonesai yang masih relatif tinggi telah ikut pula memperkecil kesempatan mereka untuk mengikuti pendidikan.
Menurut Surya Mulandar (1996:177), penyebab dari fenomena anak bekerja antara lain:
1.      Tekanan ekonomi keluarga
2.      Dipaksa orang tua
3.      Diculik dan terpaksa bekerja oleh orang yang lebih dewasa
4.      Asumsi bahwa dengan bekerja bisa digunakan sebagai sarana bermain
5.      Pembenaran dari budaya bahwa sejak kecil anak harus bekerja.
Orangtua yang tidak bisa memenuhi kebutuhan anak maka mereka telah melanggar terhadap hak-hak anak mereka, hal ini jika kita mengacu pada UU Nomer 4 tahun 1974 tentang kesejahteraan anak, disebutkan bahwa kesejah teraan anak yang dapat menjamin kehidupan dan penghidupan, yang dapat menjamin pertumbuhan dan perkembangannya dengan wajar, baik secara jasmani, rohani maupun sosial adalah tanggung jawab orang tua
Namun jika kita lihat dari sisi ketidak berdayaan orangtua mereka untuk memenuhi kebutuhan keluarga, maka tentunya merupakan suatu pilihan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi bagi anak untuk membantu mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga dengan cara bekerja dan merelakan diri untuk kehilangan masa kanak-kanak yang seharusnya diisi dengan bermain dan bersenang-senang, bukan bekerja membanting tulang.
Adakah kita dan pemerintah peduli kepada mereka? mari kita tingkat  kepedulian kita kepada anak jalanan, kepada pemerintah saya hanya berharap  sesuai UUD 1945 pasal 34 "Fakir miskin dan anak terlantar di pelihara  negara" saya harap pemerintah mau membuka mata dan membuka akses pendidikan,  dan kesehatan bagi mereka. tapi saya lupa pemerintah Indonesia tampaknya sudah masah bodoh dengan rakyatnya, apa lagi dengan mereka anak jalanan. 

2 komentar:

  1. This way my friend Wesley Virgin's report starts in this SHOCKING and controversial VIDEO.

    Wesley was in the army-and soon after leaving-he discovered hidden, "self mind control" secrets that the government and others used to obtain anything they want.

    THESE are the EXACT same methods many famous people (notably those who "come out of nothing") and top business people used to become rich and successful.

    You probably know that you use less than 10% of your brain.

    Mostly, that's because most of your BRAINPOWER is UNCONSCIOUS.

    Maybe this thought has even taken place IN YOUR very own head... as it did in my good friend Wesley Virgin's head about seven years ago, while riding a non-registered, trash bucket of a vehicle without a driver's license and with $3 in his bank account.

    "I'm so frustrated with going through life paycheck to paycheck! When will I finally make it?"

    You've been a part of those those types of conversations, ain't it so?

    Your success story is going to happen. Go and take a leap of faith in YOURSELF.

    CLICK HERE TO LEARN WESLEY'S SECRETS

    BalasHapus
  2. As stated by Stanford Medical, It is really the ONLY reason women in this country get to live 10 years longer and weigh on average 42 pounds lighter than we do.

    (Just so you know, it is not about genetics or some secret diet and EVERYTHING around "HOW" they are eating.)

    P.S, What I said is "HOW", not "what"...

    CLICK on this link to discover if this short questionnaire can help you decipher your true weight loss potential

    BalasHapus