Sabtu, 19 Oktober 2013

KEHIDUPAN SOSIAL ORANG JAWA

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Pengertian
Muda ini bentuk etika (unggah-ungguh) dalam ranah kehidupan sosial orang  jawa mulai luluh tergeser oleh modernisasi yang semakin mengganas bak tumor ganas. Setidaknya 41,7% penduduk Indonesia merupakan etnis Jawa. Suku Jawa merupakan suku bangsa terbesar di Indonesia yang berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam kehidupan sehari-hari mereka menggunakan bahasa jawa. Penggunaan bahasa pun dibedakan antara yang muda dan lebih tua. Untuk bahasa teman sebaya mereka mengguanakan bahasa jawa ngoko dan untuk orang yang mereka hormati (dituakan) menggunakan kromo inggil. Dalam sebuah survei yang diadakan majalah Tempo pada awal dasawarsa 1990-an, kurang lebih hanya 12% orang Jawa yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa mereka sehari-hari, sekitar 18% menggunakan bahasa Jawa dan Indonesia secara campur, dan selebihnya hanya menggunakan bahasa Jawa saja. Orang jawa mengutamakan unggah-ungguh dalam perilaku mereka sehari-hari suatu bentuk etika dalam kehidupan sosial masyarakat jawa. 


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    Orang Jawa
Magnis-Susebno, menggolongkan kelompok sosial orang jawa; wong cilik terdiri dari petani dan mereka yang berpendapatan rendah,  kaum Priyayi terdiri dari pegawai dan orang-orang intelektual dan kaum Ningrat gaya hidupnya tidak jauh dari kaum priyayi.
Dan secara keyakinan Magnis-Susebno juga menbedakan sebagai berikut;
a. Jawa Kejawen yang sering disebut abangan yang dalam kesadaran dan cara hidupnya ditentukan oleh tradisi Jawa pra-Islam. Kaum priyayi tradisional hampir seluruhnya dianggap Jawa Kejawen, walaupun mereka secara resmi mengaku Islam.
b. Santri yang memahami dirinya sebagai Islam atau orientasinya yang kuat terhadap agama Islam dan berusaha untuk hidup menurut ajaran Islam.
Menurut kamus bahasa Inggris istilah kejawen adalah Javanism, Javaneseness; yang merupakan suatu cap deskriptif bagi unsur-unsur kebudayaan Jawa yang dianggap sebagai hakikat Jawa dan yang mendefinisikannya sebagai suatu kategori khas. Javanisme yaitu agama besarta pandangan hidup orang. Javanisme yaitu agama besarta pandangan hidup orang Jawa yang menekankan ketentraman batin, keselarasan dan keseimbangan, sikap nrima terhadap segala peristiwa yang terjadi sambil menempatkan individu di bawah masyarakat dan masyarakat dibawah semesta alam.
Pandangan hidup orang Jawa adalah realitas yang mengarah kepada pembentukan kesatuan numinus antara alam nyata, masyarakat, dan alam adikodrati yang dianggap keramat. Orang Jawa bahwa kehidupan mereka telah ada garisnya, mereka hanya menjalankan saja. Niels Mulder mengatakan bahwa pandangan hidup merupakan suatu abstraksi dari pengalaman hidup. Pandangan hidup adalah sebuah pengaturan mental dari pengalaman hidup yang kemudian dapat mengembangkan suatu sikap terhadap hidup.


BAB III
PEMBAHASAN

  1. Kehidupan Orang Jawa
Kehidupan masyarakat Jawa di Desa Pagerharjo, Kec. Wedarijaksa Kab. Pati. Wawancara dilakukan pada Minggu, 6 Januari 2012.
Narasumber: Karto (53)
Orang jawa dalam memulai bentuk kegiatan sampai muda ini mereka masih menjunjung tinggi adat istiadat. Seperti  ritual-ritual dalam kelahiran, perkawinan, kematian hingga penghormatan terhadap nenek moyang. Berikut hasil dari wawancara yang peneliti telah lakukan.

  1. Kelahiran
Bagi orang jawa Ibu hamil mempunyai pantangan-pantangan (tarakan) untuk menjaga kebaikan si jabang bayi. Adapun pantangannya sendiri dilarang minum es, makanan pedas, sayuran dan ayam.
Siklus Kehamilan hingga melahirkan.
-          Di papati/Terape nyowo, selametan ini dilakukan pada 4 bulan kehamilan dengan sesaji jajanan pasar.
-          Di pitoni, selametan ini dilaksanakan pada bulan ketujuh kehamilan. Ritualnya mengundang seluruh warga satu RT untuk makan bersama dengan menu makanan yang sama sekali tidak pedas.
-          Kerayan, acara ini dilakukan setelah bayi lahir, selametan mengundang warga sekitar dengan bingkisan makanan (berkat).
-          Mendem duluran, tali pusar yang telah dipotong oleh dukun bayi/bidan di kuburkan. Menurut kepercyaan orang jawa tali pusar ialah saudara tua si jabang bayi jadi mereka memperlakukan selayaknya bagian keluarga. Berbalut kafan mereka kuburkan bersamaan dengan pensil, kertas putih, jarum rajut dan diatas pekuburan tersebut dikasih penerangan uplik/lampu dan disekar kembang boreh, selanjutnya ditutup dengan ngaron (alat dapur), anyaman bambu atau dipagari bambu.
-          Pupakan, di jalankan 7 hari setelah kelahiran dengan pembacaan barjanzi dan bubur abang sebagi perlambang keselamatan dan pemberian nama pada si bayi.
-          Selapanan atau istilahnya bancaan genep selapan dino, ini dilaksanakan 38 hari setelah bayi lahir. Acaranya pembacaan barjanzi dengan menu bubur abang dan jajanan pasar.
  1. Kematian
Orang jawa sangat menghormati para pedahulunya, penghormatan itu tidak hanya kala orang tersebut masih hidup tapi sampai kematian memisahkan penghormatan masih mereka jalinkan.
-          Ngelayat, Saat kematian datang para tetangga berbondong-bondong datang kerumah keluarga yang ditinggalkan. Ibu-ibu membantu memasak di dapur dan para lelaki pergi mengurus simayat dan menggali kuburnya. Setelah usai prosesi pemakaman mereka makan bersama, buah masakan dari ibu-ibu tadi.
-       Takjizah, melawat keluarga yang ditinggalkan dengan membawa; gula, uang, beras ataupun mie instan.
-    Tahlilan, ini dilaksanakan setiap malam setelah kematian sampai 7 hari kedepan. Sesudah 7 hari berturut-turut tahlilan, diganti setiap malam jumat tahlilan sampai 40 hari.
-          40 hari setelah kematian baca doa tahlil
-          100 hari setelah kematian baca doa tahlil
-          Pendak pisan ialah 1 tahun setelah kematian, mbancai dan tahlilan
-          Pendak pindo dilaksanakan 2 tahun setelah kematian dengan bancaan, kirim doa dan tahlilan
-          Nyewu atau 1.000 hari setelah kematian mengajak warga untuk tahlilan
-          Haul dilaksanakan setiap 4 tahun setelah kematian, mengandung arti “ngormati dino pejahe” atau menghormati hari kematian. Ini biasanya membangun bangunan permanen pada makam. Ziarah nyekar bersama seluruh sanak famili dan warga. Setelah itu makan bersama dan pengajian.

  1. Sedekah Bumi
Sedekah bumi yang ada di desa pagerharjo dilaksanakan setiap sasi apit, jumat kliwon.
-          Satu minggu sebelum sedekah bumi biasanya diadakan acara volyball, sepakbola, relly sepeda yang diadakan oleh desa.
-          Satu hari sebelum sedekah bumi, 1 rumah /keluarga membuat 4 nasi berkat  yang nantinya dibawa ke punden untuk didoakan dan dibagi-bagikan ke warga.
-          Sedekah bumi di desa pagerhajo biasanya disemarakkan dengan tontonon wayang. Dan biasanya juga disemarakkan dengan orkes dangdut melayu.

  1. Selametan Tandur
-       Sebelum tanam/tandur, dimulai dengan memutari sawah dengan sesaji sego liwet, sayur bening, endok godok (telur rebus) setelah memutari sawah sesaji tadi di taruh disatu sisi sawah (pojokan sawah).
-          Ndeleh pedang, menancapkan pedang ditengah sawah untuk menghindarkan dari hama.
-          Akan panen, mengelilingi sawah dengan kembang boreh.


BAB IV
SIMPULAN

  1. Kesimpulan
Alam pikiran orang Jawa merumuskan kehidupan manusia berada dalam dua kosmos (alam) yaitu makrokosmos dan mikrokosmos. Makrokosmos dalam pikiran orang Jawa adalah sikap dan pandangan hidup terhadap alam semesta yang mengandung kekuatan supranatural dan penuh dengan hal-hal yang bersifat misterius. Sedangkan mikrokosmos dalam pikiran orang Jawa adalah sikap dan pandangan hidup terhadap dunia nyata. Tujuan utama dalam hidup adalah mencari serta menciptakan keselarasan atau keseimbangan antara kehidupan makrokosmos dan mikrokosmos.
Dalam makrokosmos pusat alam semesta adalah Tuhan. Alam semesta memiliki hirarki yang ditujukan dengan adanya jenjang alam kehidupan orang Jawa dan adanya tingkatan dunia yang semakin sempurna (dunia atas-dunia manusia-dunia bawah). Alam semesta terdiri dari empat arah utama ditambah satu pusat yaitu Tuhan yang mempersatukan dan memberi keseimbangan.

Sikap dan pandangan tehadap dunia nyata (mikrokosmos) adalah tercermin pada kehidupan manusia dengan lingkungannya, susunan manusia dalam masyarakat, tata kehidupan manusia sehari-hari dan segala sesuatu yang nampak oleh mata. Dalam mengahdapi kehidupan manusia yang baik dan benar didunia ini tergantung pada kekuatan batin dan jiwanya.

1 komentar:

  1. As claimed by Stanford Medical, It's indeed the SINGLE reason this country's women get to live 10 years more and weigh an average of 42 pounds less than we do.

    (And actually, it really has NOTHING to do with genetics or some hard exercise and EVERYTHING related to "how" they eat.)

    BTW, What I said is "HOW", not "what"...

    TAP this link to uncover if this short quiz can help you unlock your true weight loss potential

    BalasHapus