BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Pada
umumnya, pelaksanaan tugas selalu mengandung permasalahan dan tantangan
hususnya bagi mahasiswa dan pekerja. Masalah dan tantangan ini seringkali
menimbulkan stres yang bisa mengganggu pencapaian tujuan. Stres adalah suatu kondisi tegangan (tension)
baik secara faal maupun psikologis yang diakibatkan oleh tuntutan dari
lingkungan yang dipersepsi sebagai ancaman. Stres merupakan bagian dari kondisi
manusiawi. Dalam batas tertentu, stres membantu kita agar tetap termotivasi
(eustres). Tetapi kadang-kadang kita terlalu banyak mendapatkan stres sehingga
menurunkan kualitas kinerja kita (distres).
Mampukah
kita mengendalikan diri kita dari stress, dan tidak sampai menurunkan motivasi
dan emosi kita agar terhindar dari konflik yang bisa mengakibatkan hal fatal
bagi diri sendiri dalam hal ini bunuh diri.
- Kasus
- Trend
bunuh diri artis korea
Di
Korea bunuh diri merupakan penyebab kematian nomor empat, ini jauh lebih tinggi
di banding Amerika yang menempatkan bunuh diri sebagai penyebab kematian nomor
delapan. Sampai tahun 2000 ada sekitar 6000 orang rakyat korea yang meninggal
karena bunuh diri dan pada tahun 2007 jumlah tersebut menjadi 12000 orang. Dan
menariknya yang banyak bunuh diri itu adalah orang-orang muda.
Banyak
artis korea yang mati bunuh diri semenjak tahun 2005, berikut daftarnya:
- Lee
Un-ju, 2005 (bintang film), sahabatnya mengatakan bahwa lee un-ju depresi
berat.
- U-Nee,
2007 (penyanyi), konon katanya ia depresi berat dan tekanan yang luar
biasa dari fansnya.
- Jung
Da-bin, 2007 (bintang televisi), karena karirnya mulai meredup.
- Ah
Jwa-hwan, 2008 (aktor), dengan utang yang menggunung dari lintah darat dan
usaha yang bangkrut ia memutuskan bunuh diri.
- Kim
Ji-Hoo, 2008 (model), dalam catatan kematiannya ia mengungkapkan bahwa
dirinya kesepian.
- Choi
Jin-shil, 2008 (aktor), depresi paska perceraian dan diinternet dia
dituduh sebagai pihak yang menyebabkan Ah jwa-hwan bunuh diri.
- Jang
Ja-yeon, 2009 (artis dan model), dalam catatan kematiannya ia
mengungkapkan bahwa ia sering dipaksa melayani sek petinggi dibidang
hiburan.
- Kim
Daul, 2009 (model), bunuh diri di perancis setelah merasa dunia modeling
terlalu berat baginya.
- Woo
Seung-Yoon, 2009 (artis),
keluarganya mengatakan bahwa Woo Seung sebelumnya baru keluar dari rumah
sakit karena depresi berat.
- Choi
Jin-young, 2010 (artis dan penyanyi), bunuh diri setelah ditinggal mati
oleh adik kandungnya.
- Park
Yong-ha, 2010 (artis dan penyanyi), ia bunuh diri akibat harus mengurus
bisnis dan karir, selain itu juga ia harus merawat kedua orang tuanya yang
sakit parah.
Sumber:
www.anneahira.com
yuwaku.htm
- Bunuh diri di mal,
pilihan ideal?
Maraknya
kasus bunuh diri yang terjadi akhir-akhir ini mengundang sebuah pertanyaan.
Tercatat ada lima kasus bunuh diri dalam sepekan dan tiga di antaranya
dilakukan dengan cara melompat dari lantai atas pusat perbelanjaan.
Modus
bunuh diri dengan cara melompat dari lantai atas pusat perbelanjaan ini seperti
menjadi tren. Mengapa korban begitu nekad mengakhiri hidupnya dengan cara
melompat dari ketinggian?
Menurut
psikolog klinis dari Fakultas Psikologi Univeritas Indonesia, Dra Yati Utoyo
Lubis MA. PhD, fenomena bunuh diri di mal adalah bukti bahwa para korban ingin
mencari pilihan yang mudah dan cepat dalam melepaskan nyawa.
Gedung
bertingkat atau lantai atas pusat perbelanjaan menjadi pilihan ideal bagi para
korban karena di tempat-tempat seperti ini mereka yakin bahwa upaya bunuh diri
akan berhasil.
"Mereka
yang ingin melakukan bunuh diri akan mencari cara yang paling gampang. Memotong
pembuluh darah mungkin akan terasa sakit dan belum tentu akan selesai. Mungkin
yang paling gampang adalah melompat dari ketinggian. Mereka mencari tempat yang
pasti akan berhasil, jadi dicarilah gedung- gedung bertingkat," ujar Yati.
Menyoal
apakah kasus bunuh diri beruntun ini karena para pelaku terilhami oleh kasus sebelumnya, Yati tidak dapat
memastikannya. Akan tetapi Yati mengakui bahwa fenomena bunuh diri juga dapat
dipicu oleh suicide contagion atau bunuh diri yang menular.
"Pernah
ada sebuah penelitian di Amerika Serikat bahwa di kalangan remaja terjadi
suicide contaigion. Mereka melakukan
bunuh diri hanya untuk mencoba-coba dan membuktikan dirinya hebat," ujar
Yati.
Fenomena
bunuh diri yang menular dapat pula dipicu oleh pemberitaan media yang tidak
proporsional. Media yang memuat foto
korban secara lengkap atau yang mengungkap secara detail teknik korban
melakukannya. Hal ini akan memunculkan preokupasi (pikiran berulang) bunuh
diri, dan tidak menutup kemungkinan akan memberi ilham metode pelaksanaan bunuh
diri.
Sumber:
KOMPAS.com (Minggu, 19 Juni 2011)
- Tujuan
Untuk
mengetahui motivasi, emosi, konflik dan stres dalam hubungannya dengan kasus
trend bunuh diri artis korea diatas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
- Pengertian
Motivasi, Emosi, Konflik dan Stres
- Motivasi
Motivasi
adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu
untuk mencapai tujuannya. Teori kebutuhan, bahwa dalam setiap diri manusia
terdapat hierarki dari lima kebutuhan, yaitu fisiologis (rasa lapar, haus,
seksual, dan kebutuhan fisik lainnya), rasa aman (rasa ingin dilindungi dari
bahaya fisik dan emosional), sosial (rasa kasih sayang, kepemilikan,
penerimaan, dan persahabatan), penghargaan (faktor penghargaan internal dan
eksternal), dan aktualisasi diri (pertumbuhan, pencapaian potensi seseorang,
dan pemenuhan diri sendiri) (Abraham Maslow).
- Emosi
Emosi
adalah keadaan yang mempunyai intensitas lebih kuat, yang disertai perubahan
menyeluruh dalam fisiologi tubuh, dan menyebut keadaan efektif yang lebih
ringan sebagai perasaan, ( pengantar psikologi 2, hal. 74).
- konflik
Secara
sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau
lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak
lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya (Wikipedia).
Teori-teori
penyebab konflik:
1.
Teori Hubungan Masyarakat menganggap bahwa konflik disebabkan oleh polarisasi
yang terus terjadi, kepercayaan dan permusuhan diantara kelompok yang beda
dalam suatu maysarakat.
2.
Teori Negoisasi Prinsip menganggap bahwa konflik disebabkan oleh posisi-posisi
yang tidak selaras pada perbedaan tersebut
3.
Teori Kebutuhan Manusia berasumsi bahwa konflik yang berakar dalam (menyentuh
berbagai aspek) disebabkan oleh kebutuhan dasar manusia-fisik, mental dan
sosial, yang tidak terpenuhi atau di halangi
4.
Teori Identitas mengatakan bahwa konflik disebabkan karena identitas yang
terancam, yang sering berakar pada hilangnya sesuatu atau penderitaan masa lalu
yang tidak terselesaikan.
5.
Teori Kesalah Pahaman Antar Budaya, bahwa konflik disebabkan oleh ketidak
cocokan dalam cara-cara komunikasi di antara budaya-budaya yang berbeda.
6.
Teori Transformasi Konflik, bahwa konflik disebabkan oleh masalah-masalah
ketidaksetaraan dan ketidak adilan yang muncul sebagai masalah-masalah sosial,
budaya, dan ekonomi.
- stres
Stres
adalah suatu kondisi yang dinamis saat seorang individu dihadapkan pada
peluang, tuntutan, atau sumber daya yang terkait dengan apa yang dihasratkan
oleh individu itu dan yang hasilnya dipandang tidak pasti dan penting. Stres
adalah beban rohani yang melebihi kemampuan maksimum rohani itu sendiri,
sehingga perbuatan kurang terkontrol secara sehat (Definition and Conceptualization
of Stress, hal. 205).
- Pengertian Bunuh
Diri
Bunuh
diri adalah tindakan mengakhiri hidup sendiri tanpa bantuan aktif orang lain.
Alasan atau motif bunuh diri bermacam-macam, namun biasanya didasari oleh rasa
bersalah yang sangat besar, karena merasa gagal untuk mencapai sesuatu harapan.
Bunuh
diri bukan penyakit, tetapi satu set perilaku kompleks yang benar-benar ada,
dari sekadar pikiran menjadi tindakan. Menurut Mayoclinic.com, ada beberapa
jenis perilaku bunuh diri:
1.
Perilaku bunuh diri (Suicidal Behavior)
Orang
yang bertindak ingin mati atau tidak mematikan, tetapi menunjukkan tanda-tanda
merusak diri atau menunjukkan pemikiran bunuh diri. Tandanya berupa overdosis
obat-obatan, menyetir mobil secara sembrono, dan mengasup minuman keras
berlebihan.
2.
Percobaan bunuh diri
Umumnya
mengacu pada tindakan yang ditujukan untuk menghasilkan kematian, tetapi tidak
berhasil. Setiap tahun lebih dari setengah juta orang AS membutuhkan perawatan
medis gawat darurat akibat mencoba bunuh diri.
3.
Parasuicide
Tidak
semua perilaku merusak diri adalah suicidal behavior. Tindakan-tindakan yang
mungkin mencerminkan suicidal behavior, tetapi tidak ditujukan pada kematian,
seperti memotong urat nadi pergelangan tangan, dikenal sebagai parasuicide.
4.
Bunuh diri (complete suicide)
Artinya
mengambil nyawa diri sendiri. Tak mungkin mengetahui secara absolut mengapa
orang melakukan ini, bahkan tujuannya. Dalam kasus percobaan bunuh diri,
satu-satunya cara mengerti tujuan bunuh diri orang tercinta adalah mengajak
mereka bicara.
BAB III
PEMBAHASAN
- Pembahasan
Motivasi,
sebuah fungsi dari pengharapan individu bahwa upaya tertentu akan menghasilkan
tingkat kinerja yang pada gilirannya akan membuahkan imbalan atau hasil yang
dikehendki (Henry Simamora, 2004). Bagaimana kalau pengharapan itu tidak sesuai
dengan apa-apa yang individu kehendaki atau harapkan. Maka timbullah stres, survei
nasional secara konsisten menunjukkan bahwa orang sangat mementingkan hubungan
keluarga dan pribadi. berbagai kesulitan dalam hidup perkawinan, retaknya
hubungan, dan kesulitan masalah disiplin dengan anak-anak adalah beberapa
contoh masalah hubungan yang menciptakan stres. Yang apabila diteruskan
berlanjut akan menimbulkan konflik batin.
Semua
emosi berasal dari sistem limbik otak yang kira-kira berukuran sebesar sebuah
kacang walnut dan terletak di batang otak. Orang-orang cenderung merasa bahagia
ketika sistem limbik mereka secara relatif tidak aktif. Sistem limbik orang
tidaklah sama. Sistem limbik yang lebih aktif terdapat pada orang-orang yang
depresi, khususnya ketika mereka memperoleh informasi negatif.
Dari
kasus diatas kebanyakaan pelakunya mengalami depresi adalah suatu kondisi yang
lebih dari suatu keadaan sedih, bila kondisi depresi seseorang sampai
menyebabkan terganggunya aktivitas sosial sehari-harinya maka hal itu disebut
sebagai suatu gangguan depresi yang dari sinilah apabila tidak segera ditangani
gangguan depresi tersebut akan mengakibatkan aktivitas bunuh diri.
Selain
itu, seperti yang dijelaskan media online KOMPAS.com, fenomena bunuh diri juga
dapat dipicu oleh suicide contagion atau bunuh diri yang menular (Yati, 2011). Fenomena
bunuh diri yang menular dapat pula dipicu oleh pemberitaan media yang tidak
proporsional. Media yang memuat foto
korban secara lengkap atau yang mengungkap secara detail teknik korban
melakukannya. Hal ini akan memunculkan preokupasi (pikiran berulang) bunuh
diri, dan tidak menutup kemungkinan akan memberi ilham metode pelaksanaan bunuh
diri (Yati, 2011).
BAB IV
KESIMPULAN
- Kesimpulan
Motivasi
adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu
untuk mencapai tujuannya. Emosi adalah keadaan yang mempunyai intensitas lebih
kuat, yang disertai perubahan menyeluruh dalam fisiologi tubuh, dan menyebut
keadaan efektif yang lebih ringan sebagai perasaan, ( pengantar psikologi 2,
hal. 74). konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau
lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak
lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Stres adalah suatu
kondisi yang dinamis saat seorang individu dihadapkan pada peluang, tuntutan,
atau sumber daya yang terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu itu dan
yang hasilnya dipandang tidak pasti dan penting. Stres adalah beban rohani yang
melebihi kemampuan maksimum rohani itu sendiri, sehingga perbuatan kurang
terkontrol secara sehat (Definition and Conceptualization of Stress, hal. 205).
Deprsesi adalah suatu kondisi yang lebih dari suatu keadaan sedih, bila kondisi
depresi seseorang sampai menyebabkan terganggunya aktivitas sosial
sehari-harinya maka hal itu disebut sebagai suatu Gangguan Depresi.
Secara
runtut salah satu faktor-faktor diatas apabila individu tidak mampu mengendalikan
dan lemah akan berakibat pada aktivitas bunuh diri.
- Saran
Untuk
mengatasi stres, adalah:
- Acting
out, yaitu menampilkan tindakan yang justru tidak mengatasi masalah.
Perilaku ini lebih sering terjadi pada orang yang kurang mampu
mengendalikan/menguasai diri, misalnya merusak barang-barang di
sekitarnya.
- Denial,
yaitu menolak mengakui keadaan yang sebenarnya. Hal ini bisa bermakna
positif, bisa pula bermakna negatif. Sebagai contoh, seseorang guru
menyadari bahwa dirinya memiliki kelemahan dalam berbahasa Inggris, namun
ia terus berupaya untuk mempelajarinya; bisa bermakna positif bila dengan
usahanya tersebut terjadi peningkatan kemampuan; bermakna negatif bila
kemampuannya tidak meningkat karena memang potensinya sangat terbatas,
namun ia tetap berusaha sampai mengabaikan pengembangan potensi lain yang
ada dalam dirinya.
- Displacement,
yaitu memindahkan/melampiaskan perasaan/emosi tertentu pada pihak/objek
lain yang benar-benar tidak ada hubungannya namun dianggap lebih aman.
Contohnya: Seorang guru merasa malu karena ditegur oleh Kepala Sekolah di
depan guru-guru lain, maka ia melampiaskan perasaan kesalnya dengan cara
memarahi murid-murid di kelas.
- Rasionalisasi,
yaitu membuat alasan-alasan logis atas perilaku buruk. Contohnya: Seorang
Kepala Sekolah yang tidak menegur guru yang membolos selama 3 hari
mengatakan bahwa ia tidak menegur guru tersebut karena pada saat itu ia
sedang mengikuti pelatihan untuk kepala sekolah di ibukota provinsi.
Untuk
penanganan bunuh diri, adalah:
Dalam
studi yang dimuat pada The Journal of the American Medical Association edisi 3
Agustus, peneliti membandingkan dampak terapi bicara dengan perhatian biasa
yang dilakukan dalam kelompok 120 orang dewasa yang dirawat di ruang gawat
rumah sakit untuk usaha bunuh diri.
Setengah
dari peserta menerima perhatian biasa dengan terapi yang dibatasi, pengobatan
berjalan-jalan, dan diserahkan pada pelayanan pendukung. Sedangkan setengah
lainnya menerima terapi bicara hingga 10 sesi.
Tujuan
utama terapi bicara adalah untuk mengidentifikasi pikiran, gambaran, dan
kepercayaan yang berkaitan dengan usaha bunuh diri sebelumnya dan menempatkan
pokok persoalan sebaik mungkin sebagai penolong bagi pasien untuk membangun
cara mengadaptasi dan mengatasi tekanan yang muncul.
Dan
jangan tekan orang-orang yang sedang mengalami permasalan berat dalam hidupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar