Rabu, 27 Juni 2012

Makalah : MOTIVASI, EMOSI, KONFLIK DAN STRES


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Pada umumnya, pelaksanaan tugas selalu mengandung permasalahan dan tantangan hususnya bagi mahasiswa dan pekerja. Masalah dan tantangan ini seringkali menimbulkan stres yang bisa mengganggu pencapaian tujuan.  Stres adalah suatu kondisi tegangan (tension) baik secara faal maupun psikologis yang diakibatkan oleh tuntutan dari lingkungan yang dipersepsi sebagai ancaman. Stres merupakan bagian dari kondisi manusiawi. Dalam batas tertentu, stres membantu kita agar tetap termotivasi (eustres). Tetapi kadang-kadang kita terlalu banyak mendapatkan stres sehingga menurunkan kualitas kinerja kita (distres).
Mampukah kita mengendalikan diri kita dari stress, dan tidak sampai menurunkan motivasi dan emosi kita agar terhindar dari konflik yang bisa mengakibatkan hal fatal bagi diri sendiri dalam hal ini bunuh diri.
  1. Kasus
  1. Trend bunuh diri artis korea
Di Korea bunuh diri merupakan penyebab kematian nomor empat, ini jauh lebih tinggi di banding Amerika yang menempatkan bunuh diri sebagai penyebab kematian nomor delapan. Sampai tahun 2000 ada sekitar 6000 orang rakyat korea yang meninggal karena bunuh diri dan pada tahun 2007 jumlah tersebut menjadi 12000 orang. Dan menariknya yang banyak bunuh diri itu adalah orang-orang muda.
Banyak artis korea yang mati bunuh diri semenjak tahun 2005, berikut daftarnya:
  1. Lee Un-ju, 2005 (bintang film), sahabatnya mengatakan bahwa lee un-ju depresi berat.
  2. U-Nee, 2007 (penyanyi), konon katanya ia depresi berat dan tekanan yang luar biasa dari fansnya.
  3. Jung Da-bin, 2007 (bintang televisi), karena karirnya mulai meredup.
  4. Ah Jwa-hwan, 2008 (aktor), dengan utang yang menggunung dari lintah darat dan usaha yang bangkrut ia memutuskan bunuh diri.
  5. Kim Ji-Hoo, 2008 (model), dalam catatan kematiannya ia mengungkapkan bahwa dirinya kesepian.
  6. Choi Jin-shil, 2008 (aktor), depresi paska perceraian dan diinternet dia dituduh sebagai pihak yang menyebabkan Ah jwa-hwan bunuh diri.
  7. Jang Ja-yeon, 2009 (artis dan model), dalam catatan kematiannya ia mengungkapkan bahwa ia sering dipaksa melayani sek petinggi dibidang hiburan.
  8. Kim Daul, 2009 (model), bunuh diri di perancis setelah merasa dunia modeling terlalu berat baginya.
  9. Woo Seung-Yoon, 2009  (artis), keluarganya mengatakan bahwa Woo Seung sebelumnya baru keluar dari rumah sakit karena depresi berat.
  10. Choi Jin-young, 2010 (artis dan penyanyi), bunuh diri setelah ditinggal mati oleh adik kandungnya.
  11. Park Yong-ha, 2010 (artis dan penyanyi), ia bunuh diri akibat harus mengurus bisnis dan karir, selain itu juga ia harus merawat kedua orang tuanya yang sakit parah.
              yuwaku.htm
              www.kompasiana.com
  1. Bunuh diri di mal, pilihan ideal?
Maraknya kasus bunuh diri yang terjadi akhir-akhir ini mengundang sebuah pertanyaan. Tercatat ada lima kasus bunuh diri dalam sepekan dan tiga di antaranya dilakukan dengan cara melompat dari lantai atas pusat perbelanjaan.
Modus bunuh diri dengan cara melompat dari lantai atas pusat perbelanjaan ini seperti menjadi tren. Mengapa korban begitu nekad mengakhiri hidupnya dengan cara melompat dari ketinggian?
Menurut psikolog klinis dari Fakultas Psikologi Univeritas Indonesia, Dra Yati Utoyo Lubis MA. PhD, fenomena bunuh diri di mal adalah bukti bahwa para korban ingin mencari pilihan yang mudah dan cepat dalam melepaskan nyawa.
Gedung bertingkat atau lantai atas pusat perbelanjaan menjadi pilihan ideal bagi para korban karena di tempat-tempat seperti ini mereka yakin bahwa upaya bunuh diri akan berhasil.
"Mereka yang ingin melakukan bunuh diri akan mencari cara yang paling gampang. Memotong pembuluh darah mungkin akan terasa sakit dan belum tentu akan selesai. Mungkin yang paling gampang adalah melompat dari ketinggian. Mereka mencari tempat yang pasti akan berhasil, jadi dicarilah gedung- gedung bertingkat," ujar Yati.
Menyoal apakah kasus bunuh diri beruntun ini karena para pelaku terilhami   oleh kasus sebelumnya, Yati tidak dapat memastikannya. Akan tetapi Yati mengakui bahwa fenomena bunuh diri juga dapat dipicu oleh suicide contagion atau bunuh diri yang menular.
"Pernah ada sebuah penelitian di Amerika Serikat bahwa di kalangan remaja terjadi suicide contaigion.  Mereka melakukan bunuh diri hanya untuk mencoba-coba dan membuktikan dirinya hebat," ujar Yati.
Fenomena bunuh diri yang menular dapat pula dipicu oleh pemberitaan media yang tidak proporsional.  Media yang memuat foto korban secara lengkap atau yang mengungkap secara detail teknik korban melakukannya. Hal ini akan memunculkan preokupasi (pikiran berulang) bunuh diri, dan tidak menutup kemungkinan akan memberi ilham metode pelaksanaan bunuh diri.
Sumber: KOMPAS.com (Minggu, 19 Juni 2011)
  1. Tujuan
Untuk mengetahui motivasi, emosi, konflik dan stres dalam hubungannya dengan kasus trend bunuh diri artis korea diatas.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
  1. Pengertian Motivasi, Emosi, Konflik dan Stres
  1. Motivasi
Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Teori kebutuhan, bahwa dalam setiap diri manusia terdapat hierarki dari lima kebutuhan, yaitu fisiologis (rasa lapar, haus, seksual, dan kebutuhan fisik lainnya), rasa aman (rasa ingin dilindungi dari bahaya fisik dan emosional), sosial (rasa kasih sayang, kepemilikan, penerimaan, dan persahabatan), penghargaan (faktor penghargaan internal dan eksternal), dan aktualisasi diri (pertumbuhan, pencapaian potensi seseorang, dan pemenuhan diri sendiri) (Abraham Maslow).
  1. Emosi
Emosi adalah keadaan yang mempunyai intensitas lebih kuat, yang disertai perubahan menyeluruh dalam fisiologi tubuh, dan menyebut keadaan efektif yang lebih ringan sebagai perasaan, ( pengantar psikologi 2, hal. 74).
  1. konflik
Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya (Wikipedia).
Teori-teori penyebab konflik:
1. Teori Hubungan Masyarakat menganggap bahwa konflik disebabkan oleh polarisasi yang terus terjadi, kepercayaan dan permusuhan diantara kelompok yang beda dalam suatu maysarakat.
2. Teori Negoisasi Prinsip menganggap bahwa konflik disebabkan oleh posisi-posisi yang tidak selaras pada perbedaan tersebut
3. Teori Kebutuhan Manusia berasumsi bahwa konflik yang berakar dalam (menyentuh berbagai aspek) disebabkan oleh kebutuhan dasar manusia-fisik, mental dan sosial, yang tidak terpenuhi atau di halangi
4. Teori Identitas mengatakan bahwa konflik disebabkan karena identitas yang terancam, yang sering berakar pada hilangnya sesuatu atau penderitaan masa lalu yang tidak terselesaikan.
5. Teori Kesalah Pahaman Antar Budaya, bahwa konflik disebabkan oleh ketidak cocokan dalam cara-cara komunikasi di antara budaya-budaya yang berbeda.
6. Teori Transformasi Konflik, bahwa konflik disebabkan oleh masalah-masalah ketidaksetaraan dan ketidak adilan yang muncul sebagai masalah-masalah sosial, budaya, dan ekonomi.
  1. stres
Stres adalah suatu kondisi yang dinamis saat seorang individu dihadapkan pada peluang, tuntutan, atau sumber daya yang terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu itu dan yang hasilnya dipandang tidak pasti dan penting. Stres adalah beban rohani yang melebihi kemampuan maksimum rohani itu sendiri, sehingga perbuatan kurang terkontrol secara sehat (Definition and Conceptualization of Stress, hal. 205).
  1. Pengertian Bunuh Diri
Bunuh diri adalah tindakan mengakhiri hidup sendiri tanpa bantuan aktif orang lain. Alasan atau motif bunuh diri bermacam-macam, namun biasanya didasari oleh rasa bersalah yang sangat besar, karena merasa gagal untuk mencapai sesuatu harapan.
Bunuh diri bukan penyakit, tetapi satu set perilaku kompleks yang benar-benar ada, dari sekadar pikiran menjadi tindakan. Menurut Mayoclinic.com, ada beberapa jenis perilaku bunuh diri:
1. Perilaku bunuh diri (Suicidal Behavior)
Orang yang bertindak ingin mati atau tidak mematikan, tetapi menunjukkan tanda-tanda merusak diri atau menunjukkan pemikiran bunuh diri. Tandanya berupa overdosis obat-obatan, menyetir mobil secara sembrono, dan mengasup minuman keras berlebihan.
2. Percobaan bunuh diri
Umumnya mengacu pada tindakan yang ditujukan untuk menghasilkan kematian, tetapi tidak berhasil. Setiap tahun lebih dari setengah juta orang AS membutuhkan perawatan medis gawat darurat akibat mencoba bunuh diri.
3. Parasuicide
Tidak semua perilaku merusak diri adalah suicidal behavior. Tindakan-tindakan yang mungkin mencerminkan suicidal behavior, tetapi tidak ditujukan pada kematian, seperti memotong urat nadi pergelangan tangan, dikenal sebagai parasuicide.
4. Bunuh diri (complete suicide)
Artinya mengambil nyawa diri sendiri. Tak mungkin mengetahui secara absolut mengapa orang melakukan ini, bahkan tujuannya. Dalam kasus percobaan bunuh diri, satu-satunya cara mengerti tujuan bunuh diri orang tercinta adalah mengajak mereka bicara.


BAB III
PEMBAHASAN
  1. Pembahasan
Motivasi, sebuah fungsi dari pengharapan individu bahwa upaya tertentu akan menghasilkan tingkat kinerja yang pada gilirannya akan membuahkan imbalan atau hasil yang dikehendki (Henry Simamora, 2004). Bagaimana kalau pengharapan itu tidak sesuai dengan apa-apa yang individu kehendaki atau harapkan. Maka timbullah stres, survei nasional secara konsisten menunjukkan bahwa orang sangat mementingkan hubungan keluarga dan pribadi. berbagai kesulitan dalam hidup perkawinan, retaknya hubungan, dan kesulitan masalah disiplin dengan anak-anak adalah beberapa contoh masalah hubungan yang menciptakan stres. Yang apabila diteruskan berlanjut akan menimbulkan konflik batin.
Semua emosi berasal dari sistem limbik otak yang kira-kira berukuran sebesar sebuah kacang walnut dan terletak di batang otak. Orang-orang cenderung merasa bahagia ketika sistem limbik mereka secara relatif tidak aktif. Sistem limbik orang tidaklah sama. Sistem limbik yang lebih aktif terdapat pada orang-orang yang depresi, khususnya ketika mereka memperoleh informasi negatif.
Dari kasus diatas kebanyakaan pelakunya mengalami depresi adalah suatu kondisi yang lebih dari suatu keadaan sedih, bila kondisi depresi seseorang sampai menyebabkan terganggunya aktivitas sosial sehari-harinya maka hal itu disebut sebagai suatu gangguan depresi yang dari sinilah apabila tidak segera ditangani gangguan depresi tersebut akan mengakibatkan aktivitas bunuh diri.
Selain itu, seperti yang dijelaskan media online KOMPAS.com, fenomena bunuh diri juga dapat dipicu oleh suicide contagion atau bunuh diri yang menular (Yati, 2011). Fenomena bunuh diri yang menular dapat pula dipicu oleh pemberitaan media yang tidak proporsional.  Media yang memuat foto korban secara lengkap atau yang mengungkap secara detail teknik korban melakukannya. Hal ini akan memunculkan preokupasi (pikiran berulang) bunuh diri, dan tidak menutup kemungkinan akan memberi ilham metode pelaksanaan bunuh diri (Yati, 2011).

BAB IV
KESIMPULAN
  1. Kesimpulan
Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Emosi adalah keadaan yang mempunyai intensitas lebih kuat, yang disertai perubahan menyeluruh dalam fisiologi tubuh, dan menyebut keadaan efektif yang lebih ringan sebagai perasaan, ( pengantar psikologi 2, hal. 74). konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Stres adalah suatu kondisi yang dinamis saat seorang individu dihadapkan pada peluang, tuntutan, atau sumber daya yang terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu itu dan yang hasilnya dipandang tidak pasti dan penting. Stres adalah beban rohani yang melebihi kemampuan maksimum rohani itu sendiri, sehingga perbuatan kurang terkontrol secara sehat (Definition and Conceptualization of Stress, hal. 205). Deprsesi adalah suatu kondisi yang lebih dari suatu keadaan sedih, bila kondisi depresi seseorang sampai menyebabkan terganggunya aktivitas sosial sehari-harinya maka hal itu disebut sebagai suatu Gangguan Depresi.
Secara runtut salah satu faktor-faktor diatas apabila individu tidak mampu mengendalikan dan lemah akan berakibat pada aktivitas bunuh diri.
  1. Saran
Untuk mengatasi stres, adalah:
  1. Acting out, yaitu menampilkan tindakan yang justru tidak mengatasi masalah. Perilaku ini lebih sering terjadi pada orang yang kurang mampu mengendalikan/menguasai diri, misalnya merusak barang-barang di sekitarnya.
  2. Denial, yaitu menolak mengakui keadaan yang sebenarnya. Hal ini bisa bermakna positif, bisa pula bermakna negatif. Sebagai contoh, seseorang guru menyadari bahwa dirinya memiliki kelemahan dalam berbahasa Inggris, namun ia terus berupaya untuk mempelajarinya; bisa bermakna positif bila dengan usahanya tersebut terjadi peningkatan kemampuan; bermakna negatif bila kemampuannya tidak meningkat karena memang potensinya sangat terbatas, namun ia tetap berusaha sampai mengabaikan pengembangan potensi lain yang ada dalam dirinya.
  3. Displacement, yaitu memindahkan/melampiaskan perasaan/emosi tertentu pada pihak/objek lain yang benar-benar tidak ada hubungannya namun dianggap lebih aman. Contohnya: Seorang guru merasa malu karena ditegur oleh Kepala Sekolah di depan guru-guru lain, maka ia melampiaskan perasaan kesalnya dengan cara memarahi murid-murid di kelas.
  4. Rasionalisasi, yaitu membuat alasan-alasan logis atas perilaku buruk. Contohnya: Seorang Kepala Sekolah yang tidak menegur guru yang membolos selama 3 hari mengatakan bahwa ia tidak menegur guru tersebut karena pada saat itu ia sedang mengikuti pelatihan untuk kepala sekolah di ibukota provinsi.
Untuk penanganan bunuh diri, adalah:
Dalam studi yang dimuat pada The Journal of the American Medical Association edisi 3 Agustus, peneliti membandingkan dampak terapi bicara dengan perhatian biasa yang dilakukan dalam kelompok 120 orang dewasa yang dirawat di ruang gawat rumah sakit untuk usaha bunuh diri.
Setengah dari peserta menerima perhatian biasa dengan terapi yang dibatasi, pengobatan berjalan-jalan, dan diserahkan pada pelayanan pendukung. Sedangkan setengah lainnya menerima terapi bicara hingga 10 sesi.
Tujuan utama terapi bicara adalah untuk mengidentifikasi pikiran, gambaran, dan kepercayaan yang berkaitan dengan usaha bunuh diri sebelumnya dan menempatkan pokok persoalan sebaik mungkin sebagai penolong bagi pasien untuk membangun cara mengadaptasi dan mengatasi tekanan yang muncul.
Dan jangan tekan orang-orang yang sedang mengalami permasalan berat dalam hidupnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar