Selasa, 15 Maret 2011

MASA BAYI (Psikologi Perkembangan)


A.  Berat badan bayi baru lahir (birthweight)
Berat badan bayi pada saat kelahiran, ditimbang dalam waktu satu jam sesudah lahir.
·         Bayi berat lahir cukup : bayi dengan berat lahir > 2500 g.
·         Bayi berat lahir rendah (BBLR) / Low birthweight infant : bayi dengan berat badan lahir kurang dari 1500 – 2500 g.
·         Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) / Very low birthweight infant : bayi dengan berat badan lahir 1000 – 1500 g.
·         Bayi berat lahir amat sangat rendah (BBLASR) / Extremely very low birthweight infant : bayi lahir hidup dengan berat badan lahir kurang dari 1000 g.
B. Perkembangan Masa Bayi
Bayi adalah seorang anak yang muda usianya. Disini akan dijelaskan tentang bentuk rupa ketika bayi baru lahir, seperti dagu dan pinggul bayi yang baru lahir itu sempit, dengan perut agak buncit, serta lengan dan kaki yang agak pendek. Berat badannya kurang lebih 7.5 paun (3.2 kilogram) dan panjangnya 14-20 inci (35.6-50.8 sentimeter, walaupun bayi baru lahir pramasa adalah lebih kecil). Kepala bayi baru lahir itu amat besar di banding bagian-bagian badan yang lain, Sedangkan tengkorak manusia dewasa adalah kurang lebih 1/8 dari panjang badan. Ketika dilahirkan, tengkorak bayi baru lahir masih belum sempurna menjadi tulang.
Setengah bayi baru lahir mempunyai bulu halus yang dinamakan lanugo, khususnya di belakang, bahu, dan dahi bayi pramasa. Lanugo hilang dengan sendirinya dalam masa beberapa minggu. Tidak semua bayi mempunyai rambut yang banyak. Ada yang botak, dan ada yang mempunyai rambut yang terlalu halus sehingga hampir tidak dapat dilihat. Biasanya setelah kelahiran, kulit bayi baru lahir sering berwarna keabu-abuan hingga biru suram. Bayi baru lahir itu basah dan diliputi oleh tanda jalur darah serta bahan putih yang dinamakan verniks kaseosa dan yang dianggap bertindak sebagai rintangan anti bakteria Bayi baru lahir mungkin juga mempunyai bintik Mongolia, berbagai tanda lahir, atau kulit mengelupas, khususnya di bagian pergelangan tangan, tangan, mata kaki, dan kaki. Bagaimanapun, semua ini dianggap biasa dan akan hilang dengan peredaran masa.
Tali pusar bayi baru lahir berwarna putih kebiru-biruan. Selepas kelahiran, dokter akan memotong tali pusar dan tali pusar yang ada di bayi baru lahir kira-kira panjangnya 1-2 inci. Tali pusar itu akan menjadi kering dan keriput, serta menjadi hitam, dan kemudian lepas dengan sendirinya dalam tempo kira-kira tiga minggu. Proses menyusui dapat segera dilakukan begitu bayi lahir. Bayi yang lahir cukup bulan akan memiliki naluri untuk menyusu pada ibunya di
20 – 30 menit setelah ia lahir. Seperti yang telah diketahui bersama, ibu harus menyusui sesering mungkin kapanpun bayi menginginkannya. Ini berarti, paling tidak tiap 2 hingga 3 jam sekali dan tiap 4 hingga 5 jam di malam hari dari 8 hingga 12 kali menyusui selama 24 jam. Umumnya bayi menyusu kira-kira 20-40 menit sekali.
1). Pada masa bayi baru lahir (Neonatal)
a.       Periode Partunate, dimana masa ini dimulai dari saat kelahiran sampai 15 dan 30 menit setelah kelahiran.
b.      Periode Neonate, dimana masa ini dari pemotongan dan pengikatan tali pusar sampai sekitar akhir minggu kedua dari kehidiupan pascamatur.
Ciri-Ciri bayi neonatal
Ø  Masa bayi neonatal merupakan periode yang tersingkat dari semua periode perkembangan. Masa ini hanya dimulai dari kelahiran sampai tali pusar lepas dari pusarnya
Ø  Masa bayi neonatal merupakan masa terjadinya penyesuaian yang radikal. Masa dimana suatu peralihan dari lingkungan dalam ke lingkungan luar.
Ø  Masa bayi neonatal merupakan masa terhentinya perkembangan. Ketika periode pranatal sedang berkembang tiba-tiba terhenti pada kelahiran.
Ø  Masa bayi neonatal merupakan pendahuluan dari perkembangan selanjutnya. Perkembangan individu di masa depan akan tampak pada waktu dilahirkan .
Ø  Masa bayi neonatal merupakan periode yang berbahaya. Masa ini berbahaya karena sulitnya menyesuaikan diri pada lingkungan yang baru.
Penyesuaian pokok yang dilakukan bayi neonatal
Perubahan suhu, dimana ketika didalam rahim suhu berkisar 1000 F, namun suhu diluar berkisar 600 sampai 700 F
Ø  Bernapas, jika tali pusar diputus maka bayi mulai harus menapas serndiri.
Ø  Mengisap dan menelan, jadi bayi sudah tidak lagi mendapat makanan melalui tali pusar tetapi memperoleh makanan dengan cara mengisap dan menelan
Ø  Pembuangan, ketika bayi dilahirkan barulah alat-alat pembuangan itu berfungsi. Indikasi umum tentang kesulitan menyesuaikan kehidupan setelah kelahiran,
·         Berkurangnya berat badan
·         Perilaku yang tidak teratur
·         kematian pada bayi
2). Kondisi yang mempengaruhi penyesuaian diri pada kehidupan pascanatal
v  Lingkungan pranatal, dimana pada waktu dilingkungan pranatal tidak di rawat oleh ibunya sehingga dilingkungan pascanatal meempengaruhi perkembangannya.
v  Jenis persalinan, mudah atau sulitnya persalinan mempengaruhi penyesuaian pascanatal.
v  Pengalaman yang berhubungan dengan persalinan, ada dua pengalaman yang berpengaruh besar pada penyesuaian pascanatal,yaitu seberapa jauh ibu terpengaruh oleh obat-obatan dan mudah sullitnya bayi bernapas.
v  Lamanya periode kehamilan, jika bayi yang dilahirkan sebelum waktunya di sebut premature, sedangkan yang terlambat disebut postmatur. Abortus : bayi lahir dengan berat badan kurang dari 500 g, dan / atau usia gestasi kurang dari 20 minggu. Angka harapan hidup amat sangat kecil, kurang dari 1%
v  Sikap Orang tua, sikap yang menyenangkan dari orang tua memperlakukan bayinya itu akan mendorong penyesuaian yang baik.
v  Perawatan pascanatal, yaitu ada tiga aspek : pertama kebutuhan tubuh, kedua rangsangan yang diberikan.dan ketiga kepercayaan orang tua.

3). Bahaya pada bayi neonatal
a.       Bahaya fisik, seperti lingkungan pranatal yang tidak baik, persalinan yang sulit dan ruwet, kelahiran kembar, postmatur, premature dan kematian bayi
b.      Bahaya psikologis, seperti kepercayaan tradisional mengenai kelahiran, ketidakberdayaan, individualitas bayi, terhentinya perkembangan bayi, kurangnya rangsanagn,kemurungan orang tua baru, dan sikap yang kurang menyenangkan dari orang-orang yang berarti.
C. Perkembangan Sensoris dan Persepsi pada Masa bayi
1.      Sensasi dan Persepsi
Ketika informasi melakukan kontak dengan penerimaan sensor – mata, telinga, lidah, hidung, kulit – sensasi terjadi. Persepsi adalah interpretasi apa yang dirasakan.
2.      Persepsi Visual
a.       Dunia visual bayi yang baru lahir
Pernyataan William James yang mengatakan bahwa persepsi visual bayi merupakan suatu kebingungan yang luar biasa adalah tidak benar. Persepsi bayi yang baru lahir lebih maju dari yang kita pikirkan sebelumnya.
b.      Pemahaman visual
Penelitian Fantz – yang memperlihtkan bahwa bayi lebih senang pada pola bergaris daripada potongan benda/piringan berwarna cerah – memperlihatkan bahwa bayi yang baru lahir memiliki pemahaman visual.
c.       Kualitas penglihatan
Penglihatan bayi yang baru lahir kira-kira 20/600 pada bagan Snellen; pada usia 6 bulan, penglihatan meningkat hingga sekurang-kurangnya 20/100 pada skala yang sama.


d.      Wajah manusia
Wajah ialah suatu pola visual yang penting bagi bayi yang baru lahir. Bayi secara berangsur-angsur menguasai suatu urutan langkah dalam mempersepsi wajah manusia.
e.       Persepsi kedalaman
Suatu studi klasik oleh Gibson dan Walk (1960) memperlihatkan bahwa melalui penggunaan suatu jurang visual, bayi berusia 6 bulan ternyata dapat mempersepsi kedalaman.
D. Perkembangan Kognitif Bayi
Tahap sensori-motorik (Teori Piaget)
Tahap ini berlangsung dari lahir hingga kira-kira usia 2 tahun dan meliputi kemajuan dalam kemampuan bayi untuk mengorganisasikan dan mengkoordinasikan sensasi yang ia terima melalui gerakan-gerakan fisik. Tahap ini memiliki enam subtahap: refleks sederhana, kebiasaan pertama dan reaksi sirkuler primer, reaksi sirkuler sekunder (Reproduksi kejadian yang menarik), koordinasi reaksi sirkuler sekunder, reaksi sirkuler tersier keingintahuan akan sesuatu yang baru, dan internalisasi skema. Piaget membagi tahap sensorimotor dalam enam periode, yaitu:
a)      Periode 1 : Refleks (umur 0 – 1 bulan)
Periode paling awal tahap sensorimotor adalah periode refleks. Ini berkembang sejak bayi lahir sampai sekitar berumur 1 bulan. Pada periode ini, tingkah laku bayi kebanyak bersifat refleks, spontan, tidak disengaja, dan tidak terbedakan. Tindakan seorang bayi didasarkan pada adanya rangsangan dari luar yang ditanggapi secara refleks.
b)      Periode 2 : Kebiasaan (umur 1 – 4 bulan)
Pada periode perkembangan ini, bayi mulai membentuk kebiasan-kebiasaan pertama. Kebiasaan dibuat dengan mencoba-coba dan mengulang-ngulang suatu tindakan. Refleks-refleks yang dibuat diasimilasikan dengan skema yang telah dimiliki dan menjadi semacam kebiasaan, terlebih dari refleks tersebut menghasilkan sesuatu. Pada periode ini, seorang bayi mulai membedakan benda-benda di dekatnya. Ia mulai mengaakan diferensiasi akan macam-macam benda yang dipegangnya. Pada periode ini pula, koordinasi tindakan bayi mulai berkembang dengan penggunaan mata dan telinga. Bayi mulai mengikuti benda yang bergerak dengan matanya. Ia juga mulai menggerakkan kepala kesumber suara yang ia dengar. Suara dan penglihatan bekerja bersama. Ini merupakan suatu tahap penting untuk menumbuhkan  konsep benda.
c)      Periode 3 : Reproduksi kejadian yang menarik (umur 4 – 8 bulan)
Pada periode ini, seorang bayi mulai menjamah dan memanipulasi objek apapun yang ada di sekitarnya (Piaget dan Inhelder 1969). Tingkah laku bayi semakin berorientasi pada objek dan kejadian di luar tubuhnya sendiri. Ia menunjukkan koordinasi antara penglihatan dan rasa jamah. Pada periode ini, seorang bayi juga menciptakan kembali kejadian-kejadian yang menarik baginya. Ia mencoba menghadirkan dan mengulang kembali peristiwa yang menyenangkan diri (reaksi sirkuler sekunder). Piaget mengamati bahwa bila seorang anak dihadapkan pada sebuah benda yang dikenal, seringkali hanya menunjukkan reaksi singkat dan tidak mau memperhatikan agak lama. Oleh Piaget, ini diartikan sebagai suatu “pengiaan” akan arti benda itu seakan ia mengetahuinya.
d)      Periode 4 : Koordinasi Skemata (umur 8 – 12 bulan)
Pada periode ini, seorang bayi mulai membedakan antara sarana dan hasil tindakannya. Ia sudah mulai menggunakan sarana untuk mencapai suatu hasil. Sarana-sarana yang digunakan untuk mencapai tujuan atau hasil diperoleh dari koordinasi skema-skema yang telah ia ketahui. Bayi mulai mempunyai kemampuan untuk menyatukan tingkah laku yang sebelumnya telah diperoleh untuk mencapai tujuan tertentu. Pada periode ini, seorang bayi mulai membentuk konsep tentang tetapnya (permanensi) suatu benda. Dari kenyataan bahwa dari seorang bayi dapat mencari benda yang tersembunyi, tampak bahwa ini mulai mempunyaikonsep tentang ruang.
e)      Periode 5 : Eksperimen (umur 12 – 18 bulan)
Unsur pokok pada perode ini adalah mulainya anak memperkembangkan cara-cara baru untuk mencapai tujuan dengan cara mencoba-coba (eksperimen) bila dihadapkan pada suatu persoalan yang tidak dipecahkan dengan skema yang ada, anak akan mulai mecoba-coba dengan Trial and Error untuk menemukan cara yang baru guna memecahkan persoalan tersebut atau dengan kata lain ia mencoba mengembangkan skema yang baru. Pada periode ini, anak lebih mengamati benda-benda disekitarnya dan mengamati bagaimana benda-benda di sekitarnya bertingkah laku dalam situasi yang baru. Menurut Piaget, tingkah anak ini menjadi intelegensi sewaktu ia menemukan kemampuan untuk memecahkan persoalan yang baru. Pada periode ini pula, konsep anak akan benda mulai maju dan lengkap. Tentang keruangan anak mulai mempertimbangkan organisasi perpindahan benda-benda  secara menyeluruh bila benda-benda itu dapat dilihat secara serentak.
f)       Periode Refresentasi (umur 18 – 24 bulan)
Periode ini adalah periode terakhir pada tahap intelegensi sensorimotor. Seorang anak sudah mulai dapat menemukan cara-cara baru yang tidak hanya berdasarkan rabaan fisis dan eksternal, tetap juga dengan koordinasi internal dalam gambarannya. Pada periode ini, anak berpindah dari periode intelegensi sensori motor ke intelegensi refresentatif. Secara mental, seorang anak mulai dapat menggambarkan suatu benda dan kejadian, dan dapat menyelesaikan suatu persoalan dengan gambaran tersebut. Konsep benda pada tahap ini sudah maju, refresentasi ini membiarkan anak untuk mencari dan menemukan objek-objek yang tersembunyi. Sedangkan konsep keruangan, anak mulai sadar akan gerakan suatu benda sehingga dapat mencarinya secara masuk akal bila benda itu tidak kelihatan lagi.


REFERENSI

  • Hurlock, Elizabeth B., PSIKOLOGI PERKEMBANGAN, Jakarta : Erlangga edisi kelima

Tidak ada komentar:

Posting Komentar