A. Berat badan bayi baru lahir
(birthweight)
Berat
badan bayi pada saat kelahiran, ditimbang dalam waktu satu jam sesudah lahir.
·
Bayi berat lahir cukup : bayi dengan
berat lahir > 2500 g.
·
Bayi berat lahir rendah (BBLR) / Low
birthweight infant : bayi dengan berat badan lahir kurang dari 1500 – 2500 g.
·
Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) /
Very low birthweight infant : bayi dengan berat badan lahir 1000 – 1500 g.
·
Bayi berat lahir amat sangat rendah
(BBLASR) / Extremely very low birthweight infant : bayi lahir hidup dengan
berat badan lahir kurang dari 1000 g.
B.
Perkembangan Masa Bayi
Bayi
adalah seorang anak yang muda usianya. Disini akan dijelaskan tentang bentuk
rupa ketika bayi baru lahir, seperti dagu dan pinggul bayi yang baru lahir itu
sempit, dengan perut agak buncit, serta lengan dan kaki yang agak pendek. Berat
badannya kurang lebih 7.5 paun (3.2 kilogram) dan panjangnya 14-20 inci
(35.6-50.8 sentimeter, walaupun bayi baru lahir pramasa adalah lebih kecil).
Kepala bayi baru lahir itu amat besar di banding bagian-bagian badan yang lain,
Sedangkan tengkorak manusia dewasa adalah kurang lebih 1/8 dari panjang badan.
Ketika dilahirkan, tengkorak bayi baru lahir masih belum sempurna menjadi
tulang.
Setengah
bayi baru lahir mempunyai bulu halus yang dinamakan lanugo, khususnya di
belakang, bahu, dan dahi bayi pramasa. Lanugo hilang dengan sendirinya dalam
masa beberapa minggu. Tidak semua bayi mempunyai rambut yang banyak. Ada yang
botak, dan ada yang mempunyai rambut yang terlalu halus sehingga hampir tidak
dapat dilihat. Biasanya setelah kelahiran, kulit bayi baru lahir sering
berwarna keabu-abuan hingga biru suram. Bayi baru lahir itu basah dan diliputi
oleh tanda jalur darah serta bahan putih yang dinamakan verniks kaseosa dan
yang dianggap bertindak sebagai rintangan anti bakteria Bayi baru lahir mungkin
juga mempunyai bintik Mongolia, berbagai tanda lahir, atau kulit mengelupas,
khususnya di bagian pergelangan tangan, tangan, mata kaki, dan kaki.
Bagaimanapun, semua ini dianggap biasa dan akan hilang dengan peredaran masa.
Tali
pusar bayi baru lahir berwarna putih kebiru-biruan. Selepas kelahiran, dokter
akan memotong tali pusar dan tali pusar yang ada di bayi baru lahir kira-kira
panjangnya 1-2 inci. Tali pusar itu akan menjadi kering dan keriput, serta
menjadi hitam, dan kemudian lepas dengan sendirinya dalam tempo kira-kira tiga
minggu. Proses menyusui dapat segera dilakukan begitu bayi lahir. Bayi yang
lahir cukup bulan akan memiliki naluri untuk menyusu pada ibunya di
20
– 30 menit setelah ia lahir. Seperti yang telah diketahui bersama, ibu harus
menyusui sesering mungkin kapanpun bayi menginginkannya. Ini berarti, paling tidak
tiap 2 hingga 3 jam sekali dan tiap 4 hingga 5 jam di malam hari dari 8 hingga 12
kali menyusui selama 24 jam. Umumnya bayi menyusu kira-kira 20-40 menit sekali.
1). Pada masa bayi baru lahir
(Neonatal)
a. Periode
Partunate, dimana masa ini dimulai dari saat kelahiran sampai 15 dan 30 menit
setelah kelahiran.
b. Periode
Neonate, dimana masa ini dari pemotongan dan pengikatan tali pusar sampai
sekitar akhir minggu kedua dari kehidiupan pascamatur.
Ciri-Ciri
bayi neonatal
Ø Masa
bayi neonatal merupakan periode yang tersingkat dari semua periode
perkembangan. Masa ini hanya dimulai dari kelahiran sampai tali pusar lepas
dari pusarnya
Ø Masa
bayi neonatal merupakan masa terjadinya penyesuaian yang radikal. Masa dimana
suatu peralihan dari lingkungan dalam ke lingkungan luar.
Ø Masa
bayi neonatal merupakan masa terhentinya perkembangan. Ketika periode pranatal
sedang berkembang tiba-tiba terhenti pada kelahiran.
Ø Masa
bayi neonatal merupakan pendahuluan dari perkembangan selanjutnya. Perkembangan
individu di masa depan akan tampak pada waktu dilahirkan .
Ø Masa
bayi neonatal merupakan periode yang berbahaya. Masa ini berbahaya karena
sulitnya menyesuaikan diri pada lingkungan yang baru.
Penyesuaian
pokok yang dilakukan bayi neonatal
Perubahan
suhu, dimana ketika didalam rahim suhu berkisar 1000 F, namun suhu diluar
berkisar 600 sampai 700 F
Ø Bernapas,
jika tali pusar diputus maka bayi mulai harus menapas serndiri.
Ø Mengisap
dan menelan, jadi bayi sudah tidak lagi mendapat makanan melalui tali pusar
tetapi memperoleh makanan dengan cara mengisap dan menelan
Ø Pembuangan,
ketika bayi dilahirkan barulah alat-alat pembuangan itu berfungsi. Indikasi
umum tentang kesulitan menyesuaikan kehidupan setelah kelahiran,
·
Berkurangnya berat badan
·
Perilaku yang tidak teratur
·
kematian pada bayi
2). Kondisi yang mempengaruhi
penyesuaian diri pada kehidupan pascanatal
v Lingkungan
pranatal, dimana pada waktu dilingkungan pranatal tidak di rawat oleh ibunya
sehingga dilingkungan pascanatal meempengaruhi perkembangannya.
v Jenis
persalinan, mudah atau sulitnya persalinan mempengaruhi penyesuaian pascanatal.
v Pengalaman
yang berhubungan dengan persalinan, ada dua pengalaman yang berpengaruh besar
pada penyesuaian pascanatal,yaitu seberapa jauh ibu terpengaruh oleh
obat-obatan dan mudah sullitnya bayi bernapas.
v Lamanya
periode kehamilan, jika bayi yang dilahirkan sebelum waktunya di sebut
premature, sedangkan yang terlambat disebut postmatur. Abortus : bayi lahir
dengan berat badan kurang dari 500 g, dan / atau usia gestasi kurang dari 20
minggu. Angka harapan hidup amat sangat kecil, kurang dari 1%
v Sikap
Orang tua, sikap yang menyenangkan dari orang tua memperlakukan bayinya itu
akan mendorong penyesuaian yang baik.
v Perawatan
pascanatal, yaitu ada tiga aspek : pertama kebutuhan tubuh, kedua rangsangan
yang diberikan.dan ketiga kepercayaan orang tua.
3). Bahaya pada bayi neonatal
a. Bahaya
fisik, seperti lingkungan pranatal yang tidak baik, persalinan yang sulit dan
ruwet, kelahiran kembar, postmatur, premature dan kematian bayi
b. Bahaya
psikologis, seperti kepercayaan tradisional mengenai kelahiran,
ketidakberdayaan, individualitas bayi, terhentinya perkembangan bayi, kurangnya
rangsanagn,kemurungan orang tua baru, dan sikap yang kurang menyenangkan dari
orang-orang yang berarti.
C. Perkembangan Sensoris dan
Persepsi pada Masa bayi
1. Sensasi
dan Persepsi
Ketika
informasi melakukan kontak dengan penerimaan sensor – mata, telinga, lidah, hidung,
kulit – sensasi terjadi. Persepsi adalah interpretasi apa yang dirasakan.
2. Persepsi
Visual
a. Dunia
visual bayi yang baru lahir
Pernyataan
William James yang mengatakan bahwa persepsi visual bayi merupakan suatu
kebingungan yang luar biasa adalah tidak benar. Persepsi bayi yang baru lahir
lebih maju dari yang kita pikirkan sebelumnya.
b. Pemahaman
visual
Penelitian
Fantz – yang memperlihtkan bahwa bayi lebih senang pada pola bergaris daripada
potongan benda/piringan berwarna cerah – memperlihatkan bahwa bayi yang baru
lahir memiliki pemahaman visual.
c. Kualitas
penglihatan
Penglihatan
bayi yang baru lahir kira-kira 20/600 pada bagan Snellen; pada usia 6 bulan,
penglihatan meningkat hingga sekurang-kurangnya 20/100 pada skala yang sama.
d. Wajah
manusia
Wajah
ialah suatu pola visual yang penting bagi bayi yang baru lahir. Bayi secara
berangsur-angsur menguasai suatu urutan langkah dalam mempersepsi wajah
manusia.
e. Persepsi
kedalaman
Suatu
studi klasik oleh Gibson dan Walk (1960) memperlihatkan bahwa melalui
penggunaan suatu jurang visual, bayi berusia 6 bulan ternyata dapat mempersepsi
kedalaman.
D. Perkembangan Kognitif Bayi
Tahap
sensori-motorik (Teori Piaget)
Tahap
ini berlangsung dari lahir hingga kira-kira usia 2 tahun dan meliputi kemajuan
dalam kemampuan bayi untuk mengorganisasikan dan mengkoordinasikan sensasi yang
ia terima melalui gerakan-gerakan fisik. Tahap ini memiliki enam subtahap:
refleks sederhana, kebiasaan pertama dan reaksi sirkuler primer, reaksi
sirkuler sekunder (Reproduksi kejadian yang menarik), koordinasi reaksi
sirkuler sekunder, reaksi sirkuler tersier keingintahuan akan sesuatu yang
baru, dan internalisasi skema. Piaget membagi tahap sensorimotor dalam enam
periode, yaitu:
a) Periode
1 : Refleks (umur 0 – 1 bulan)
Periode
paling awal tahap sensorimotor adalah periode refleks. Ini berkembang sejak
bayi lahir sampai sekitar berumur 1 bulan. Pada periode ini, tingkah laku bayi
kebanyak bersifat refleks, spontan, tidak disengaja, dan tidak terbedakan.
Tindakan seorang bayi didasarkan pada adanya rangsangan dari luar yang
ditanggapi secara refleks.
b) Periode
2 : Kebiasaan (umur 1 – 4 bulan)
Pada
periode perkembangan ini, bayi mulai membentuk kebiasan-kebiasaan pertama.
Kebiasaan dibuat dengan mencoba-coba dan mengulang-ngulang suatu tindakan.
Refleks-refleks yang dibuat diasimilasikan dengan skema yang telah dimiliki dan
menjadi semacam kebiasaan, terlebih dari refleks tersebut menghasilkan sesuatu.
Pada periode ini, seorang bayi mulai membedakan benda-benda di dekatnya. Ia mulai
mengaakan diferensiasi akan macam-macam benda yang dipegangnya. Pada periode
ini pula, koordinasi tindakan bayi mulai berkembang dengan penggunaan mata dan
telinga. Bayi mulai mengikuti benda yang bergerak dengan matanya. Ia juga mulai
menggerakkan kepala kesumber suara yang ia dengar. Suara dan penglihatan
bekerja bersama. Ini merupakan suatu tahap penting untuk menumbuhkan konsep benda.
c) Periode
3 : Reproduksi kejadian yang menarik (umur 4 – 8 bulan)
Pada
periode ini, seorang bayi mulai menjamah dan memanipulasi objek apapun yang ada
di sekitarnya (Piaget dan Inhelder 1969). Tingkah laku bayi semakin
berorientasi pada objek dan kejadian di luar tubuhnya sendiri. Ia menunjukkan
koordinasi antara penglihatan dan rasa jamah. Pada periode ini, seorang bayi
juga menciptakan kembali kejadian-kejadian yang menarik baginya. Ia mencoba
menghadirkan dan mengulang kembali peristiwa yang menyenangkan diri (reaksi
sirkuler sekunder). Piaget mengamati bahwa bila seorang anak dihadapkan pada
sebuah benda yang dikenal, seringkali hanya menunjukkan reaksi singkat dan
tidak mau memperhatikan agak lama. Oleh Piaget, ini diartikan sebagai suatu
“pengiaan” akan arti benda itu seakan ia mengetahuinya.
d) Periode
4 : Koordinasi Skemata (umur 8 – 12 bulan)
Pada
periode ini, seorang bayi mulai membedakan antara sarana dan hasil tindakannya.
Ia sudah mulai menggunakan sarana untuk mencapai suatu hasil. Sarana-sarana
yang digunakan untuk mencapai tujuan atau hasil diperoleh dari koordinasi
skema-skema yang telah ia ketahui. Bayi mulai mempunyai kemampuan untuk
menyatukan tingkah laku yang sebelumnya telah diperoleh untuk mencapai tujuan
tertentu. Pada periode ini, seorang bayi mulai membentuk konsep tentang
tetapnya (permanensi) suatu benda. Dari kenyataan bahwa dari seorang bayi dapat
mencari benda yang tersembunyi, tampak bahwa ini mulai mempunyaikonsep tentang
ruang.
e) Periode
5 : Eksperimen (umur 12 – 18 bulan)
Unsur
pokok pada perode ini adalah mulainya anak memperkembangkan cara-cara baru
untuk mencapai tujuan dengan cara mencoba-coba (eksperimen) bila dihadapkan
pada suatu persoalan yang tidak dipecahkan dengan skema yang ada, anak akan
mulai mecoba-coba dengan Trial and Error untuk menemukan cara yang baru guna
memecahkan persoalan tersebut atau dengan kata lain ia mencoba mengembangkan
skema yang baru. Pada periode ini, anak lebih mengamati benda-benda
disekitarnya dan mengamati bagaimana benda-benda di sekitarnya bertingkah laku
dalam situasi yang baru. Menurut Piaget, tingkah anak ini menjadi intelegensi
sewaktu ia menemukan kemampuan untuk memecahkan persoalan yang baru. Pada
periode ini pula, konsep anak akan benda mulai maju dan lengkap. Tentang
keruangan anak mulai mempertimbangkan organisasi perpindahan benda-benda secara menyeluruh bila benda-benda itu dapat
dilihat secara serentak.
f) Periode
Refresentasi (umur 18 – 24 bulan)
Periode
ini adalah periode terakhir pada tahap intelegensi sensorimotor. Seorang anak
sudah mulai dapat menemukan cara-cara baru yang tidak hanya berdasarkan rabaan
fisis dan eksternal, tetap juga dengan koordinasi internal dalam gambarannya.
Pada periode ini, anak berpindah dari periode intelegensi sensori motor ke
intelegensi refresentatif. Secara mental, seorang anak mulai dapat
menggambarkan suatu benda dan kejadian, dan dapat menyelesaikan suatu persoalan
dengan gambaran tersebut. Konsep benda pada tahap ini sudah maju, refresentasi
ini membiarkan anak untuk mencari dan menemukan objek-objek yang tersembunyi.
Sedangkan konsep keruangan, anak mulai sadar akan gerakan suatu benda sehingga
dapat mencarinya secara masuk akal bila benda itu tidak kelihatan lagi.
REFERENSI
- Hurlock, Elizabeth B., PSIKOLOGI PERKEMBANGAN, Jakarta : Erlangga edisi kelima
Tidak ada komentar:
Posting Komentar