AGAMA DAN PENGARUHNYA DALAM
KEHIDUPAN
- Pengaruhh Agama Dalama Kehidupan
إِنَّ
الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ
إِلَّا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمْ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ وَمَنْ يَكْفُرْ بِآيَاتِ
اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ (آل عمران19)
“ Sesungguhnya agama
(yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang
telah diberi Al Kitab[189] kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka,
karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap
ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat
hisab-Nya.”(QS.Al-`Imran:19)
Agama
sesungguhnya tidak mudah diberikan definisi atau dilukiskan, karena agama
mengambil beberapa bentuk yang bermacam-macam diantara suku-suku dan bangsa
bangsa di dunia. Watak agama adalah suatu subyek yang luas dan kompleks yang
hanya dapat ditinjau dari pandangan yang bermacam-macam dan membingungkan. Akibatnya,
terdapatlah keanekaragaman teori tentang watak agama seperti teori antropologi,
sosiologi, psikologi, naturalis dan teori kealaman. Sebagai akibat dari keadaan
tersebut, tak ada suatu definisi tentang agama yang dapat diterima secara
universal.Kesulitan memahami realitas agama salah satunya direspon oleh The
Encyclopedia of Philosophy dengan memberikan daftar komponen-komponen agama.
Menurut Encyclopedia itu, agama mempunyai ciri-ciri khas (characteristic
features of religion) sebagai berikut :
1.
Kepercayaan kepada wujud supranatural (Tuhan).
2.
Pembedaan antara yang sakral dan yang profan.
3.
Tindakan ritual yang berpusat pada obyek sakral.
4.
Tuntunan moral yang diyakini ditetapkan oleh Tuhan.
5.
Perasaan yang khas agama (takjub, misteri, harap, cemas, merasa berdosa,
memuja) yang cenderung muncul di
tempat sakral atau diwaktu menjalankan ritual, dan kesemuanya itu dihubungkan
dengan gagasan Ketuhanan.
6.
Sembahyang atau doa dan bentuk-bentuk komunikasi lainnya dengan Tuhan.
7.
Konsep hidup di dunia dan apa yang harus dilakukan dihubungkan dengan Tuhan.
8.
Kelompok sosial seagama, seiman atau seaspirasi.
Bicara
soal agama, bagaimana pun juga, tidak bisa tidak kita harus terlebih dahulu
memahami definisi agama. Dalam bahasa Arab agama disebut ‘Din’ yang secara
bahasa berarti ketaatan, perilaku, hukum dan peraturan dsb. Dalam istilah, Din
berarti keyakinan kepada Sang Pencipta manusia dan alam semesta serta
ajaran-ajaran amaliah yang sesusai dengan keyakinan ini. Atas dasar ini orang
yang tidak meyakini adanya Sang Pencipta dan menganggap segala fenomena alam
ini sebagai kejadian spontan atau semata-mata terjadi karena interaksi alam
natural disebut sebagai orang yang tak beragama (ateis). Sebaliknya orang yang
menyakini adanya Sang Pencipta alam semesta disebut sebagai orang yang
beragama. Sekalipun keyakinannya atas ritual-ritual agamanya mengalami
penyimpangan dan khurafat. Maka dari itu, agama terbagi menjadi hak dan
batil.Din juga dapat didefinisikan sebagai peraturan Allah yang membawa orang-orang
berakal kearah kebahagiaan dunia dan akhirat, yang mencakup masalah aqidah dan
amal. Ia adalah suatu sistem yang mencakup peraturan-peraturan yang menyeluruh,
serta merupakan “undang-undang” yang lengkap dalam semua urusan hidup manusia
untuk kita terima dan mengamalkannya secara total.
Agama
adalah tata-tertib yang mengatur hubungan antara makhluk dengan Kahlik-Nya. Ia
mengandung petunuk-petunjuk hidup manusia duniawi dan ukhrawi. Sebagian orang
memberi penilaian benar atau tidaknya sebuah agama, sengat tergantung pada
kehadiran Kitab Sucinya, kenabian, kelengkapan Syari`at, serta ketaatan
penganutnya terhadap Khalik yang dianutnya. Masalahnya, karena hal agama adalah
hak asasi yang paling mendasar dan manusia bebas memilih. Asas yang demikian sesuai
dengan pernyataan Allah dengan firman-Nya:
Albaqorah
: 256.
“Tidak ada paksaan untuk
(memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar aripada
jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman
kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat
kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahu”.
Perlu
kami ingatkan bahwa pengertian agama di sini adalah cara hidup yang bermoral.
Cara hidup yang disukai Allah. Cara yang dipilihNya dan yang paling tepat bagi
semua jenis manusia. Cara hidup yang terbebas dari takhayul-takhayul dan
mitos-mitos, dan sepenuhnya di bawah bimbingan Al-Qur’an.
Agama
menciptakan lingkungan moral yang sangat aman dan nyaman. Sikap anarkis yang
menyebabkan kerusakan pada bangsan dan negara terhenti sama sekali karena rasa
takut kepada Allah. Orang tidak lagi melakukan tindakan yang merugikan ataupun
berbuat kerusuhan. Orang-orang yang memegang nilai-nilai moral siap bangkit
bagi bangsa dan negaranya serta tidak hendak berhenti untuk berkorban.
Orang-orang semacam ini selalu berusaha untuk kesejahteraan dan keamanan
negaranya.
Dalam
kehidupan sehari-hari, kita menyaksikan berbagai ragam agama dan kepercayaan
hidup menusia. Tetapi, bagaimanapun ragam dan jumlahnya, dia dapat kita golongkan
kedalam dua kelompok, yaitu:
agama
yang lahir atas dasar wahyu (agama wahyu)
agama
yang lahir atas dasar budaya manusia.
Agama
wahyu ialah agama yang dalam ajarannya diatur menurut wahyu Allah, malalui Nabi
dan dengan Kitab Suci yang diterimanya dari Allah. Sementara Agama atau
kepercayaan budaya, ia lahir atas hasil perkembangan zaman, seirama dengan
tingkat berfikir dan kebutuhan manusia. Bentuk agama atau kepercayaan budaya
yang demikian kebudayaanlah yang melahirkannya. Sementara pendapat lain
menyebutkan bahwa semua agama adalah hasil budaya manusia. Masalahnya, pendapat
akhir ini terpengaruh pada teori bahwa kehadiran manusia yang berbudaya dan
beragama, juga adalah hasil perkembangan evolusi alam, dimana manusia hari ini
adalah hasil rentetan panjang dari perkembangan mansuia purba yang terpaut oleh
fase demi fase.
Namun
pada hakekatnya hanya ada satu agama yang hak, sebagaimana yang telah Allah
firmankan dalam ayat yang diwahyukan kepada Rasul-Nya, Muhammad saw, dalam
surah Al-`Imran:19
“Sesungguhnya agama
(yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam.”
Dari
sini kita dapat beralih kepada kesimpulan bahwa agama wahyu yang kita maksud
adalah agama samawi dan tentunya dari potongan ayat diatas dengan jelas
menyatakan hanyalah Islam agama yang diridhoi oleh-Nya. Dus, Islam bukan hanya
agama spiritual atau mengurusi masalah-masalah akidah saja, malainkan juga
merupakan agama yanag bisa memberikan inspirasi pada pemeluknya untuk menyusun
konsep tentang kenegaraan, pedoman berperilaku yang luhur, sebagai titian
mengarungi kehidupan dan sebagai undang-undang dalam bermasyarakat. Apabila
makna hakiki akidah benar-benar tertanam pada kalbu seseorang dan telah
memancarkan nur hidayah keTuhanan maka ia merupakan sumber bagi setiap
kebajikan. Dan apabila sinar cahaya ibadah menyinari seseorang dan telah mampu
memberikan suatu perasaan halus pada indranya maka hal itu sudah memasuki
pendidikan dan pengajaran perliku sesorang, menjunjung tinggi norma dan nilai
kemasyarakatan yang penuh dengan kebajikan dan berorientasi pada kemajuan, dan
mempunyai beban moral untuk mengajak kepada masyarakat sekitarnya untuk selalu
beribadah kepada Allah secara ikhlas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar