PSIKOLOGI AGAMA
Perkembangan
Psikologi Agama
Sebelumnya saya akan menjelaskan
sifat agama, sebagai berikut :
Bersifat dogmatis
Mengandung nilai‐nilai yang terkait
dengan keyakinan
Kebenaran dalam agama tidak selalu
dapat diterima dengan nalar (logika)
Namun, agama juga menawarkan
penjelasan pada manusia tentang fenomena tertentu
Penjelasan tsb diperoleh melalui
perasaan, intuisi, dan wahyu dari Tuhan
Psikologi secara etimologi memiliki arti “ilmu tentang jiwa”.
Dalam Islam,
istilah
“jiwa” dapat disamakan istilah al-nafs, namun ada pula yang menyamakan dengan
istilah
al-ruh, meskipun istilah al-nafs lebih populer penggunaannya daripada istilah
alnafs.
Psikologi
dapat diterjamahkan ke dalam bahasa Arab menjadi ilmu al-nafs atau ilmu
al-ruh.
Penggunaan masing-masing kedua istilah ini memiliki asumsi yang berbeda.
Psikologi
menurut Plato dan Aristoteles adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari
tentang hakikat jiwa serta prosesnya sampai akhir.Menurut Wilhem Wundt
(tokoh
eksperimental) bahwa psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang
mempelajari
pengalaman-pengalaman yang timbul dalam diri manusia , seperti
penggunaan
pancaindera, pikiran, perasaan, feeling dan kehendaknya
Psikologi agama merupakan
bagian dari psikologi yang mempelajari masalah-masalah
kejiwaan yang ada sangkut pautnya
dengan keyakinan beragama, dengan
demikian psikologi agama mencakup 2
bidang kajian yang sama sekali berlainan ,
sehingga ia berbeda dari cabang
psikologi lainnya.
Menurut Prof. Dr. Zakiah Darajat
bahwa psikologi agama meneliti pengaruh
agama terhadap sikap dan tingkah
laku orang atau mekanisne yang bekerja dalam diri
seseorang, karena cara seseorang
berpikir, bersikap, bereaksi dan bertingkah laku tidak
dapat dipisahkan dari keyakinannya,
karena keyakinan itu masuk dalam kostruksi
pribadi.
Tokoh-tokoh
Sigmund
Freud (1856-1936), tokoh psikologi barat klasik,
menyaatakan bahwa pribadi atau jiwaa manusia tersusun atas 3 komponen : id, ego
dan superego. Id adalah kemauan-kemauan alamiah yang diaeriskan sejak lahir.
Ego adalah naluri yang muncul karena adanya kebutuhan melakukan
transaksi-transaksi yang sesuai realitas objektif. Sedangkan Superego adalah
perwujudan internal dari nilai-nilai yang ditangkap oleh jiwa. Dalam wacana
islam konsep freud tersebut dikaitkan dengan konsep nafs, aql, qalb.
Al-Farabi,
salah seorang tokoh islam, mempunyai konsep tersendiri tentang jiwa. Ia tidak
sekedar berbicara tentang nafs, aql (rasio) dan qalb, tetapi juga
potensi-potensi yang lain, bahkan tentang intelek (al-aql al-kulli),sebuah
fakultas dalam diri manusia yang lebih sekedar dari rasio (al-aql al-juz’i).
konsepsep psikologi al-farabi jika didistilahkan demikian, menurutnya manusia
tidak hanya merangkum potensi-potensi tumbuhan (vegetative) dan binatang
(animal) sehingga ia dapat tumbuh dan berkembang, tetapi yang terpenting adalah
potensi-potensi nalar (rasional). Lebih dari itu, manusia mempunyai potensi
intelek (al-aql al-kulli)sehingga mampu melepaskan diri dari kungkungan dunia
material untuk selanjutnya menjangkau realitas-realitas metafisis non-material.
Bahkan, intelek ini pulalah yang mampu mengantarkan manusia bertemu dengan
TUHAN-nya. Disinilah nilai utama manusia disbanding mahluk lain.
C.
Pendekatan Ilmiah Dalam Psikologi Agama
Dalam perkembangannya, psikologi
agama tidak hanya mengkaji kehidupan secara umum tapi juga masalah- masalah
khusus. Pembahasan tentang kesadaran beragama misalnya, dikupas oleh B. Pratt
dalam bukunya theReligious Consciousness, sedangkan Rudolf Otto membahas
sembahyang. Perkembangan beragama pun tidak luput dari kajian para ahli
psikologi agama. Piere Binet adalah salah satu tokoh psikologi agama awal yang
membahas tentang perkembangan jiwa keberagamaan. Menurut Binet, agama pada
anak- anak tidak beada dengan agama pada orang dewasa. Pada anak- anak dimana
mungkin dialami oleh orang dewasa, seperti merasa kagum dalam menyaksikan alam
ini, adanya kebaikanyang tak terlihat, kepercayaan akan kesalahan dan sebagian
dari pengalaman itu merupakan fakta- fakta asli yang tidak dipengaruhi oleh
lingkungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar