KAREN
HORNEY
A. Biografi Karen Horney
Karen
Horney lahir di Humberg, Jerman 16 September, 1885 dan meninggal di New York
City pada tanggal 4 Desember, 1952. Mendapat pendidikan kedokteran di
Universitas Berlin, dan bekerja di Institut Psikoanalisis Berlin (1918-1932).
Ia pergi ke Amerika Serikat atas undangan Franz Alexander dan menjadi Associate
Director pada Institut Psikoanalisis Chicago selama dua tahun. Tahun 1932 ia
pindah ke New York dimana ia melakukan praktik Psikoanalisis dan mengajar di
Institut psikoanalisis New York.
B. Teori Kepribadian Karen Horney
Apabila
anak tidak memperoleh cinta, maka ia berusaha untuk menguasai orang-orang lain
(1937), dengan cara;
- Ia bisa menjadi bermusuhan dan ingin membalas dendam terhadap orang-orang yang menolaknya atau berbuat sewenang-wenang terhadap dirinya. Menggunakan ancaman-ancaman dan memaksa orang untuk mencintainya.
- Berbuat sangat patuh supaya mendapatkan kembali cinta yang dirasanya telah hilang. Berusaha menyogok orang-orang untuk mencintainya.
Salah
satu diantara strategi-strategi ini bisa menjadi kurang lebih sifat yang
permanen dalam kepribadian. Horney (1942), menyajikan 10 daftar neurotik karena
kebutuhan-kebutuhan tersebut merupakan pemecahan irasional terhadap masalah
itu.
- Kebutuhan neurotik akan kasih sayang dan penerimaan
Adalah
keinginan membabi buta untuk menyenangkan orang-orang lain dan berbuat sesuai
dengan harapan-harapan mereka. Orang-orang demikian itu mengharapkan pendapat
baik dari orang-orang lain dan amat sangat peka terhadap setiap tanda penolakan
atau ketidakramahan.
- Kebutuhan neurotik akan mitra yang bersedia mengurus kehidupan seseorang
Orang
yang memiliki kebutuhan ini adalah parasit. Ia terlalu menghargai cinta, dan
sangat takut ditinggalkan sendirian dan diabaikan.
- Kebutuhan neurotik untuk membatasi kehidupan dalam batas-batas yang sempit
Orang
yang demikian tidak menuntut, puas dengan yang serba sedikit, lebih suka untuk
tetap tidak kenal orang, dan menghargai kerendah-hatian melebihi
segala-galanya.
- Kebutuhan neurotik akan kekuasaan
Kebutuhan
ini terwujud untuk berkuasa demi kekuasaan itu sendiri, dalam sikap yang tidak
hormat terhadap orang-orang lain, dan melecehkan kelemahan. Orang-orang yang
takun menggunakan kekuasaan secara terang-terangan, bisa berusaha menguasai
orang-orang lain melalui eksploitasi dan superioritas intelektual. Bentuk lain
dari dorongan untuk berkuasa adalah kebutuhan untuk percaya akan kemaha kuatan
kemauan. Orang-orang semacam itu berpendapat bahwa mereka dapat mencapai apa
saja hanya dengan mengguanakan kekuatan kemauan.
- Kebutuhan neurotik untuk mengeksploitaasi orang lain
- Kebutuhan neurotik akan prestise
Harga
diri seseorang ditentukan oleh banyaknya penghargaan yang diterima dari masyarakat.
- Kebutuhan neurotik anak kekaguaman pribadi
Orang-orang
yang memiliki kebutuhan ini memiliki gambaran dari yang melambung dan ingin
dikakugumi atas dasar ini, bukan dari dasar siapa sesungguhnya siapa mereka.
- Ambisi neurotik akan prestasi pribadi
Orang-orang
yang demikian ingin menjadi yang terbaik dan memaksa diri untuk semakin
berprestasi sebagai dasar perasaan tidak aman mereka.
- Kebutuhan neurotik untuk berdiri sendiri dan independensi
Karena
kecewa dalam usaha-usaha mereka menemukan hubungan-hubungan yang hangat dan
memuaskan dengan orang-orang lain, maka orang-orang semacam ini memisahkan diri
dari mereka dan tidak mau terikat kepada siapa pun atau apapun mereka menjadi
penyendiri.
- Kebutuhan neurotik akan kesempurnaan dan ketaktercelaan
Karena
takut membuat kesalahan-kesalahan dan dikritik, maka orang-orang yang memiliki
kebutuhan ini berusaha membuat dirinya tak terkalahkan dan tanpa cela. Mereka
terus menerus mencari kekurangan-kekurangan dalam diri mereka sehingga
kekurangan-kekurangan itu dapat ditutup sebelum ketahuan oleh orang-orang lain.
Selanjutnya,
Horney dalam sebuah tulisan (1945) mengklasifikasikan kesepuluh kebutuhan ini
kedalam 3 kelompok;
- Bergerak menuju orang lain (moving toward people), misalnya kebutuahan akan cinta.
- Bergerak menjauhi orang lain (moving away from people), misalnya kebutuhan akan independensi.
- Bergerak melawan orang lain (moving against people), misalnya kebutuhan untuk berkuasa.
Semua
konflik ini dapat dihindarkan dan dipecahkan kalau anak dibesarkan dalam
keluarga dimana terdapat keamanan, kepercayaan, cinta, respek, toleransi, dan
kehangatan. Karena itu tidak seperti Freud dan Jung, Horney tidak berpendapat
bahwa konflik terbentuk dalam kodrat manusia dank arena itu tidak dapat
dielakkan. Konflik berasal dari keadaan-keadaan social. “Orang yang
berkemungkinan menjadi neurotic adalah orang yang pernah mengalamai
kesulitan-kesulitan yang ditentukan oleh kebudayaan dalam taraf yang serius,
terutama melalui pengalaman masa kanak-kanak” (1937, hlm. 290).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar