Kamis, 26 Mei 2011

KAREN HORNEY


KAREN HORNEY

       A.  Biografi Karen Horney
Karen Horney lahir di Humberg, Jerman 16 September, 1885 dan meninggal di New York City pada tanggal 4 Desember, 1952. Mendapat pendidikan kedokteran di Universitas Berlin, dan bekerja di Institut Psikoanalisis Berlin (1918-1932). Ia pergi ke Amerika Serikat atas undangan Franz Alexander dan menjadi Associate Director pada Institut Psikoanalisis Chicago selama dua tahun. Tahun 1932 ia pindah ke New York dimana ia melakukan praktik Psikoanalisis dan mengajar di Institut psikoanalisis New York.
B.  Teori Kepribadian Karen Horney
Apabila anak tidak memperoleh cinta, maka ia berusaha untuk menguasai orang-orang lain (1937), dengan cara;
  1. Ia bisa menjadi bermusuhan dan ingin membalas dendam terhadap orang-orang yang menolaknya atau berbuat sewenang-wenang terhadap dirinya. Menggunakan ancaman-ancaman dan memaksa orang untuk mencintainya.
  2. Berbuat sangat patuh supaya mendapatkan kembali cinta yang dirasanya telah hilang. Berusaha menyogok orang-orang untuk mencintainya.
Salah satu diantara strategi-strategi ini bisa menjadi kurang lebih sifat yang permanen dalam kepribadian. Horney (1942), menyajikan 10 daftar neurotik karena kebutuhan-kebutuhan tersebut merupakan pemecahan irasional terhadap masalah itu.
  1. Kebutuhan neurotik akan kasih sayang dan penerimaan
Adalah keinginan membabi buta untuk menyenangkan orang-orang lain dan berbuat sesuai dengan harapan-harapan mereka. Orang-orang demikian itu mengharapkan pendapat baik dari orang-orang lain dan amat sangat peka terhadap setiap tanda penolakan atau ketidakramahan.
  1. Kebutuhan neurotik akan mitra yang bersedia mengurus kehidupan seseorang
Orang yang memiliki kebutuhan ini adalah parasit. Ia terlalu menghargai cinta, dan sangat takut ditinggalkan sendirian dan diabaikan.
  1. Kebutuhan neurotik untuk membatasi kehidupan dalam batas-batas yang sempit
Orang yang demikian tidak menuntut, puas dengan yang serba sedikit, lebih suka untuk tetap tidak kenal orang, dan menghargai kerendah-hatian melebihi segala-galanya.
  1. Kebutuhan neurotik akan kekuasaan
Kebutuhan ini terwujud untuk berkuasa demi kekuasaan itu sendiri, dalam sikap yang tidak hormat terhadap orang-orang lain, dan melecehkan kelemahan. Orang-orang yang takun menggunakan kekuasaan secara terang-terangan, bisa berusaha menguasai orang-orang lain melalui eksploitasi dan superioritas intelektual. Bentuk lain dari dorongan untuk berkuasa adalah kebutuhan untuk percaya akan kemaha kuatan kemauan. Orang-orang semacam itu berpendapat bahwa mereka dapat mencapai apa saja hanya dengan mengguanakan kekuatan kemauan.
  1. Kebutuhan neurotik untuk mengeksploitaasi orang lain
  2. Kebutuhan neurotik akan prestise
Harga diri seseorang ditentukan oleh banyaknya penghargaan yang diterima dari masyarakat.
  1. Kebutuhan neurotik anak kekaguaman pribadi
Orang-orang yang memiliki kebutuhan ini memiliki gambaran dari yang melambung dan ingin dikakugumi atas dasar ini, bukan dari dasar siapa sesungguhnya siapa mereka.

  1. Ambisi neurotik akan prestasi pribadi
Orang-orang yang demikian ingin menjadi yang terbaik dan memaksa diri untuk semakin berprestasi sebagai dasar perasaan tidak aman mereka.
  1. Kebutuhan neurotik untuk berdiri sendiri dan independensi
Karena kecewa dalam usaha-usaha mereka menemukan hubungan-hubungan yang hangat dan memuaskan dengan orang-orang lain, maka orang-orang semacam ini memisahkan diri dari mereka dan tidak mau terikat kepada siapa pun atau apapun mereka menjadi penyendiri.
  1. Kebutuhan neurotik akan kesempurnaan dan ketaktercelaan
Karena takut membuat kesalahan-kesalahan dan dikritik, maka orang-orang yang memiliki kebutuhan ini berusaha membuat dirinya tak terkalahkan dan tanpa cela. Mereka terus menerus mencari kekurangan-kekurangan dalam diri mereka sehingga kekurangan-kekurangan itu dapat ditutup sebelum ketahuan oleh orang-orang lain.
Selanjutnya, Horney dalam sebuah tulisan (1945) mengklasifikasikan kesepuluh kebutuhan ini kedalam 3 kelompok;
  1. Bergerak menuju orang lain (moving toward people), misalnya kebutuahan akan cinta.
  2. Bergerak menjauhi orang lain (moving away from people), misalnya kebutuhan akan independensi.
  3. Bergerak melawan orang lain (moving against people), misalnya kebutuhan untuk berkuasa.
Semua konflik ini dapat dihindarkan dan dipecahkan kalau anak dibesarkan dalam keluarga dimana terdapat keamanan, kepercayaan, cinta, respek, toleransi, dan kehangatan. Karena itu tidak seperti Freud dan Jung, Horney tidak berpendapat bahwa konflik terbentuk dalam kodrat manusia dank arena itu tidak dapat dielakkan. Konflik berasal dari keadaan-keadaan social. “Orang yang berkemungkinan menjadi neurotic adalah orang yang pernah mengalamai kesulitan-kesulitan yang ditentukan oleh kebudayaan dalam taraf yang serius, terutama melalui pengalaman masa kanak-kanak” (1937, hlm. 290).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar