BAB
I
PENDAHULUAN
A. Pengertian
Iklan
Dalam
konteks kepuasan pelanggan, umumnya
harapan merupakan perkiraan atau keyakinan pelanggan tentang apa yang akan
diterimanya (Santoso, Tjiptono. 2001).
Fungsi
iklan selain sebagai promosi juga berfungsi (Kotler : 2000); menginformasikan
suatu produk atau jasa ataupun profit perusahaan dan sebagai media untuk
mengingatkan konsumen terhadap suatu produk atau jasa.
Iklan
merupakan sarana komunikasi terhadap produk yang disampaikan melalui berbagai
media dengan biaya pemrakarsa agar masyarakat tertarik untuk menyetujui dan
mengikuti (Pujiyanto.2001:3-4).
Iklan
merupakan media informasi yang dibuat sedemikian rupa agar dapat menarik minat
khalayak, orisinal, serta memiliki karakteristik tertentu dan persuasif
sehingga para konsumen atau khalayak secara suka rela terdorong untuk melakukan
sesuatu tindakan sesuai dengan yang diinginkan pengiklan (Jefkins, 1997 ).
Ralph
S. Alexander dalam Jefkins (1997:110) merumuskan dengan Association Marketing
Association (AMA), bahwa iklan menegaskan empat pokok batasan, yaitu;
1).
Penyajian gagasan terhadap barang yaitu suatu bentuk iklan yang ditampilkan
Berdasarkan
konsep produknya.
2).
Iklan ditujukan kepada kalayak, yaitu iklan dapat menjangkau masyarakat
Kelompok
besar yang dipersempit menjadi kelompok pasar.
3).
Iklan mempunyai sponsor yang jelas, yaitu terciptanya iklan atas pemrakarsa
perusahaan
yang membiayainya,
4).
Iklan dikenai biaya penyajian, yaitu dalam penyebaran, penerbitan dan
penayangan atas biaya perusahaan.
a. Fungsi
Iklan
Fungsi
iklan dalam pemasaran adalah memperkuat dorongan kebutuhan dan keinginan
konsumen terhadap suatu produk untuk mencapai pemenuhan kepuasannya. Agar iklan
berhasil merangsang tindakan pembeli, menurut Djayakusumah (1982:60) setidaknya
harus memenuhi kriteria AIDCDA yaitu:
·
Attention : mengandung daya tarik
·
Interest : mengandung perhatian dan
minat
·
Desire : memunculkan keinginan untuk
mencoba dan memiliki
·
Conviction : menimbulkan keyakinan
terhadap produk
·
Decision : menghasilkan kepuasan
terhadap produk
·
Action : mengarah tindakan untuk membeli
Berdasarkan
konsep AIDCDA, promosi periklanan harus diperlukan pengetahuan yang cukup
tentang pola perilaku, kebutuhan, dan SEGMEN PASAR. Konsep tersebut diharapkan
konsumen dapat melakukan pembelian berkesinambungan. Segala daya upaya iklan
dengan gaya bahasa persuasinya berusaha membuat konsumen untuk mengkonsumsi,
yang tidak memperdulikan status sosialnya. Cak Nun berpendapat;” iklan adalah
anak jadah kebudayaan”, yaitu bagaimana cara mengolah kelemahan produk menjadi
kelebihan itulah fungsinya sebagai ujung tombak pemasaran (Blank Magazine).
b. Tujuan
Iklan
Tujuan
iklan menurut Rhenald Kasali (1995:159) biasanya dibangun atas empat komponen:
1).
Aspek perilaku, merupakan tindakan-tindakan yang diharapkan pada calon pembeli.
2).
Sikap yang diharapkan, yang menyangkut sikap atau keistimewaan produk.
3).
Kesadaran, dalam mengembangkan produk-produk baru di pasaran merebut calon pembeli.
4).
Positioning sasaran konsumen.
BAB
II
PEMBAHASAN
- Iklan
Axe
Siapa
yang tidak tahu Axe? Axe adalah sebuah merek, produk perawatan pria yang
dimiliki perusahaan multinasional Unilever. Produk Axe diluncurkan untuk
pertama kalinya pada tahun 1983 di Perancis. Axe sukses di Perancis dan dewasa
ini Axe dapat dengan mudah ditemui di lebih dari 60 negara dan telah menjadi
deodoran nomor satu di pasar Eropa dan Amerika Latin, dan sudah dikenal di
Amerika Serikat (dikenal sebagai Lynx) dan Asia. Di Indonesia, produk Axe
menjadi produk terkemuka dalam segmen deodoran pria. Axe telah meraih sejumlah
penghargaan adi pariwara, termasuk Cannes Lions.
- Analisis
Iklan Axe
Dewasa
ini kita sudah tidak asing dengan produk Axe (minyak wangi/deodoran) untuk kaum
adam. Kita sudah sering melihat iklannya di media cetak dan elektronik.
Terlebih elektronik (TV), dengan iklannya yang sangat menarik tentunya. Hanya
dengan menyemprotkan Axe, cewek-cewek pada ngejar bo’, itulah yang terlintas
dibenak kita kala melihat iklan-iklan dari produk tersebut. Apalagi ditambah
dengan takeline mereka “Even Angels Will Fall” wow.Yang secara tidak langsung
mempengaruhi konsumen untuk membeli produk yang mereka tawarkan itu. Sampai
pernah ada seorang pria (Vaibhav Bedi) dari New Delhi-India, sebegitu
terpengaruhnya menggunakan produk axe, 7 tahun samapai sekarang dengan harapan
dapat menggaet cewek. Baik berupa deodorant sprays, perfume sticks and
roll-ons, anti-perspirants, aftershaves, body washes, shampoos, dan hair gels
dengan merek Axe ia pakai.
Peran
iklan dalam mempengaruhi penjualan seperti yang terlihat dari berbagai teknik
televisi dengan tingkat eksposur iklan memberikan image tersendiri bagi
konsumen (Lutz : 1995). Perusahaan berharap konsumen potensial akan berperilaku
seperti yang diharapkan melalui iklan komersialnya. Iklan yang di tayangkan
media televisi membentuk pernyataan sikap konsumen yang mempengaruhi minat beli
konsumen. Pembentukan sikap terhadap iklan dipengaruhi oleh persepsi konsumen
terhadap iklan. Sikap terhadap iklan ini diawali cara konsumen berfikir
mengenai sebuah Iklan. Sikap terhadap iklan (afektif) merupakan cara
konsumen merasakan hal tersebut.
Assael (2001:
368) mendefinisikan sikap
terhadap iklan adalah kecenderungan konsumen
untuk menjawab dengan
baik atau tidak
baik terhadap iklan tertentu. Dalam
penelitian ini selain
dipengaruhi secara langsung
oleh sikap terhadap iklan,
minat beli konsumen dipengaruhi
langsung oleh sikap terhadap merek. Pembentukan sikap
terhadap merek menurut Burke dan Edell (1989); Mackenzie, Lutz dan Belch (1986)
dipengaruhi secara langsung oleh persepsi konsumen terhadap produk atau pesan.
Sikap terhadap merek diawali oleh
proses kognitif yang
bekerja terhadap rangsangan.
kemudian akan mempengaruhi minat
beli konsumen terhadap
produk yang ditawarkan. Menurut Assael (2001: 82) sikap
terhadap merek yaitu merupakan
pernyataan mental yang menilai positif atau negatif, bagus tidak bagus, suka
tidak suka suatu produk.
- Perilaku
Konsumen
Perilaku
konsumen (consumer behavior) adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara
langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa
tersebut didalamnya proses pengambilan keputusan
pada persiapan dan
penentuan kegiatan-kegiatan
tersebut (Dharmmesta dan Handoko, 2000 : 10).
Hubungannya dengan
keputusan pembelian suatu
produk atau jasa, pemahaman
mengenai perilaku konsumen
meliputi jawaban atas pertanyaan seperti
apa (what) yang
dibeli, dimana membeli
(where), bagaimana kebias (how
often) membeli dan dalam keadaan apa (under what condition) barang-barang dan
jasa-jasa dibeli. Keberhasilan perusahaan
dalam pemasaran perlu
didukung pemahaman yang
baik mengenai perilaku konsumen,
karena dengan memahami
perilaku konsumen
perusahaan dapat merancang
apa saja yang
diinginkan konsumen.
- Model
Perilaku Konsumen
Model perilaku
konsumen yang dikemukakan
Kotler (1997 : 10)
menerangkan bahwa keputusan
konsumen dalam pembelian
selain dipengaruhi oleh karakteristik konsumen, dapat dipengaruhi oleh
rangsangan perusahaan yang
mencakup produk, harga,
tempat dan promosi.
Variabel-variabel diatas saling mempengaruhi proses keputusan pembelian
sehingga menghasilkan keputusan pembelian yang didasarkan pada pilihan
produk, pilihan merek,
pilihan penyalur, waktu
pembelian, jumlah pembelian.
- Persepsi
Konsumen
Menurut Kotler
(1997) persepsi adalah
proses memilih, menata, menafsir stimuli yang dilakukan
seseorang agar mempunyai arti tertentu. Stimuli
adalah rangsangan fisik,
visual dan komunikasi
verbal dan non verbal yang dapat mempengaruhi respon
seseorang (Sodik, 2003). Assael (1995) dalam
Sodik (2003) menyebutkan
bahwa persepsi terhadap suatu
produk melalui proses
itu sendiri terkait
dengan komponennya (kemasan, bagian
produk, bentuk) serta
komunikasi yang ditunjukkan untuk
mempengaruhi perilaku konsumen yang mencerminkan produk melalui
latar kata-kata, gambar
dan simbolisasi atau
melalui stimuli lain yang diasosiasikan dengan produk (harga,
tempat, penjualan, dampak dari
negara pejualan). Informasi
yang diperoleh dan
diproses konsumen akan membentuk preferensi (pilihan) seseorang terhadap
suatu obyek. Preferensi akan membentuk sikap konsumen terhadap suatu obyek,
yang pada gilirannya
akan sikap ini
seringkali secara langsung
akan mempengaruhi apakah konsumen akan membeli suatu produk atau tidak.
- Keputusan
Pembelian
Dalam memahami
perilaku konsumen, terdapat
banyak pengaruh yang mendasari
seseorang dalam mengambil
keputusan pembelian suatu produk
atau merek. Pada
kebanyakan orang, perilaku
pembelian konsumen seringkali diawali dan dipengaruhi oleh banyaknya
rangsangan (stimuli) dari luar
dirinya, baik berupa
rangsangan pemasaran maupun rangsangan dari
lingkungan yang lain.
Rangsangan tersebut kemudian diproses (diolah)
dalam diri, sesuai
dengan karakteristik pribadinya, sebelum akhirnya
diambil keputusan pembelian.
Karakteristik pribadi
konsumen yang dipergunakan untuk
memproses rangsangan tersebut sangat komplek,
dan salah satunya
adalah motivasi konsumen
untuk membeli. Menurut Schiffman
dan Kanuk (1994)
dalam Albari (2002) menyatakan bahwa
motivasi sebagai kekuatan
dorongan dari dalam
diri individu yang memaksa mereka untuk melakukan tindakan. Jika
seseorang mempunyai motivasi yang tinggi terhadap obyek tertentu, maka dia akan
terdorong untuk berperilaku
menguasai produk tersebut.
Sebaliknya jika motivasinya rendah,
maka dia akan
mencoba untuk menghindari
obyek yang bersangkutan. Implikasinya dalam pemasaran adalah untuk kemungkinan
orang tersebut berminat untuk membeli produk atau merek yang ditawarkan pemasaran atau tidak. Sejalan
dengan hal tersebut keputusan pembelian dalam penelitian ini secara
kontektual dapat dipengaruhi
oleh karakteristik pribadi
yaitu motivasi konsumen untuk
membeli. Secara kondisional
maka kondisi yang terjadi
berkaitan dengan produk barang-barang konsumsi yang dapat dicerminkan dari
atribut produk yaitu kualitas produk, merek dan sikap pada iklan.
BAB
III
PENUTUP
- Simpulan
Kesimpulan
dari apa yang sudah tertulis diatas adalah. Iklan Produk Axe, selain memiliki
merek yang terkenal juga menggunakan persepsi konsumen. Menurut Kotler
(1997) persepsi adalah
proses memilih, menata, menafsir stimuli yang dilakukan
seseorang agar mempunyai arti tertentu. Stimuli
adalah rangsangan fisik,
visual dan komunikasi
verbal dan non verbal yang dapat mempengaruhi respon
seseorang (Sodik, 2003). Assael
(1995) dalam Sodik
(2003) menyebutkan bahwa
persepsi terhadap suatu produk
melalui proses itu
sendiri terkait dengan komponennya (kemasan,
bagian produk, bentuk)
serta komunikasi yang ditunjukkan untuk mempengaruhi perilaku
konsumen yang mencerminkan produk
melalui latar kata-kata,
gambar dan simbolisasi
atau melalui stimuli lain yang
diasosiasikan dengan produk (harga, tempat,
penjualan, dampak dari negara
pejualan). Yang dari hal itulah
konsumen mempunyai keputusan untuk membeli produk-produk dari Axe.
DAFTAR ISI
- Afiff,
Faisal. (1985). Psikologi Penjualan, Penerbit Angkasa, Bandung.
- As’ad.
Moh. (1987). Psikologi Industri, Edisi Ketiga, Penerbit Liberty,
Yogyakarta.
- Canter,
S. and Canter D. (1982). Psychology in Practice: Perspectives on
Professional Psychology, John Wiley & Son Ltd., Singapura.
- Engel,
James F. (1973). David T Koelat, and Roger D Blackwell, Consumer Behavior,
Second Edition, Dryden Press, Hinsdale Illinois.
- Loudon,
David L. dan Albert J. Della Bitta. (1993). Consumer Behavior. 4th ed.
McGraw Hill.
- Solomon,
Michael R. (2000). Consumer Behavior. Buying, Having and Being. 5th ed.
Prentice Hall. New Jersey: Upper Saddle River.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar